5 Stasiun Kereta Tertua di Indonesia, Jejak Peninggalan Belanda Lho!

Stasiun kereta api memiliki nilai historis yang tinggi

Kereta api sebagai salah satu moda transportasi, kini semakin digemari. Sejak perubahan beberapa waktu lalu, pengelolaan perkeretaapian di Indonesia semakin maju. Jumlah penumpang juga semakin meningkat seiring berjalannya waktu. Stasiun semakin nyaman bagi para penumpang, untuk menunggu kereta datang.

Di antara ratusan stasiun yang ada di Indonesia, berikut adalah 5 stasiun paling tua yang hingga kini masih digunakan.

1. Stasiun Tawang, Semarang (1968)

5 Stasiun Kereta Tertua di Indonesia, Jejak Peninggalan Belanda Lho!kai.id

Stasiun kereta api paling tua di Indonesia ini terletak di Kota Semarang, ibukota propinsi Jawa Tengah. Stasiun yang berdiri dan diresmikan pada tahun 1968 ini sebetulnya merupakan stasiun pengganti stasiun tertua di kota yang sama, yaitu stasiun Tambaksari yang telah ditutup sejak tahun 1914. Stasiun Tawang hingga kini masih beroperasi, berada di Kawasan Kota Lama yang hanya berjarak 5 KM dari pusat Kota Semarang.

2. Stasiun Lempuyangan, Yogyakarta (1872)

5 Stasiun Kereta Tertua di Indonesia, Jejak Peninggalan Belanda Lho!kai.id

Stasiun berikutnya yang tertua ada di Kota Yogyakarta, tepatnya 1 KM dari Pusat Kota dan Stasiun Utama Jogja. Diresmikan pada tahun 1872, hingga kini stasiun ini masih aktif digunakan sebagai persinggahan semua kereta api ekonomi. Nama Lempuyang sendiri diambil dari lokasi stasiun, yang berada di Kampung Tegal Lempuyangan. Pembangunan stasiun ini pada awalnya digunakan untuk mengangkut gula, merupakan tujuan akhir dari rute Semarang-Solo-Yogyakarta.

Baca Juga: Kereta Api di Sulsel Beroperasi Bertahap Mulai Akhir Tahun 2020

3. Stasiun Ambarawa (1873)

5 Stasiun Kereta Tertua di Indonesia, Jejak Peninggalan Belanda Lho!kai.id

Stasiun yang tidak lagi digunakan sebagai stasiun barang maupun penumpang, karena telah dialihfungsikan sebagai museum. Kendati demikian, stasiun dan kereta apinya masih tetap digunakan terutama untuk keperluan wisata. Berdiri pada tahun 1873 awalnya stasiuan ini bernama Stasiun Willem I, diambil dari nama Raja Belanda masa itu. Sebagai tujuan wisata, stasiun ini terkenal dengan kereta api uap buatan Maschinenfabriek Esslingen.

4. Stasiun Kedungjati, Grobogan (1873)

5 Stasiun Kereta Tertua di Indonesia, Jejak Peninggalan Belanda Lho!kai.id

Diantara stasiun tertua di Indonesia, hanya stasiun Kedungjati inilah yang tergolong stasiun kecil. Meskipun diresmikan pada 1869, namun stasiun yang terletak di Kabupaten Grobogan ini baru dibuka pada tahun 1873. Stasiun yang hanya melayani 2 kereta, dengan 3 tujuan pemberhentian ini memang tidak begitu dikenal.

Meskipun tak dikenal, stasiun ini memiliki nilai historis yang sangat tinggi. Stasiun dengan desain arsitektur seperti stasiun Ambarawa, merupakan penghubung menuju jalur Ambarawa yang ditutup sejak erupsi Merapi pada tahun 1972.

5. Stasiun Solo Balapan (1873)

5 Stasiun Kereta Tertua di Indonesia, Jejak Peninggalan Belanda Lho!kai.id

Stasiun terakhir yang tertua di Indonesia adalah Stasiun Solo Balapan, terletak di Kota Surakarta diresmikan pada tahun 1873. Nama balapan setelah nama Kota sendiri diambil dari nama kampung Balapan, yang terletak di sisi utara Stasiun.

Nama stasiun ini menjadi semakin terkenal sejak dijadikan judul lagu oleh Didi Kempot, seniman lokal yang dikenal dengan tembang campursarinya. Bagi pelancong ke Kota Solo, stasiun ini memudahkan anda bepergian karena telah dilengkapi dengan skybridge yang menghubungkan ke terminal Tirtonadi.

Demikian stasiun tertua di Indonesia, yang kesemuanya adalah peninggalan Nederlandsch-Indische Spoorweg (NIS). Perusahaan Kereta Api di Hindia Belanda yang beroperasi di wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta, yang berpusat di Kota Semarang. Apakah kalian sudah pernah singgah di stasiun-stasiun tersebut?

Baca Juga: Asik, Kereta Bandara Beroperasi dari Stasiun Manggarai Mulai Maret Ini

Begras Satria Photo Verified Writer Begras Satria

Pencari makna dalam belantara kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Arifina Budi A.

Berita Terkini Lainnya