Nikmatnya Puasa Ramadan di Australia: Lebih Sakral dan Bermakna

Suhu dingin membuat puasa jadi lebih menyenangkan

Bagi umat muslim, bulan Ramadan selalu dinanti setiap tahunnya. Bulan spesial penuh berkah ini memberi makna tersendiri bagi umat muslim. Setiap tahunnya, bulan puasa memberi kesan tersendiri, terutama bagi yang menjalakannya.

Sempat merasakan puasa Ramadan di beberapa kota yang berbeda di Indonesia, kali ini penulis ingin membagikan pengalamannya mengecap puasa di benua lain. Australia, tepatnya di Kota Melbourne, Victoria, yang atmosfernya jauh berbeda dengan Indonesia. 

Seperti apa keseruan ceritanya? Selengkapnya simak di bawah ini, ya!

1. Kondisi Melbourne

Nikmatnya Puasa Ramadan di Australia: Lebih Sakral dan BermaknaSuasana pusat Kota Melbourne (IDN Times/Dewi Suci Rahayu)

Tahun ini, puasa jatuh pada akhir Maret, bertepatan dengan musim gugur di Australia. Jika Indonesia memulai puasa pada 23 Maret 2023, lain halnya dengan Australia.

Berdasarkan surat edaran Moonsighting Australia, pemerintah menetapkan 1 Ramadan pada Jumat, 24 Maret 2023. Pasalnya, hilal Ramadan tak kunjung terlihat pada 22 Maret 2023 malam (untuk menetapkan 1 Ramadan=23 Maret). 

Nikmatnya Puasa Ramadan di Australia: Lebih Sakral dan BermaknaSuasana di pusat Kota Melbourne (IDN Times/Dewi Suci Rahayu)

Setelah berganti musim dari summer (musim panas) ke autumn (musim gugur), suhu di Australia, terutama di Melbourne, jadi lebih rendah. Suhu pada pagi hari berkisar 9-12 derajat Celsius, pada siang hari sekitar 15-25 derajat Celsius, dan malam hari sekitar 9-11 derajat Celsius.

2. Aktivitas saat puasa dan ngabuburit

Nikmatnya Puasa Ramadan di Australia: Lebih Sakral dan BermaknaSuasana di University of Melbourne (IDN Times/Dewi Suci Rahayu)

Banyak hal yang bisa dilakukan ketika liburan ke Melbourne bertepatan dengan bulan Ramadan. Kamu tetap bisa mengeksplorasi banyak tempat menarik, hanya saja tidak bisa jajan. 

Seperti yang dilakukan penulis. Saya mengeksplorasi tempat-tempat menarik di Melbourne, terutama yang tidak memungut tiket masuk alias gratis.

Di antaranya seperti berjalan-jalan dan hunting foto di Hosier Lane yang terkenal dengan seni muralnya, State Library Victoria, Parliament of Victoria, hingga University of Melbourne yang tersohor dengan gedung-gedung jadulnya ala Harry Potter.

Nikmatnya Puasa Ramadan di Australia: Lebih Sakral dan BermaknaSuasana di National Gallery of Victoria (IDN Times/Dewi Suci Rahayu)

Selain itu, kamu juga bisa mengunjungi National Gallery of Victoria, Brighton Bathing Boxes, St. Kilda Beach, serta mengeksplorasi berbagai sudut Sungai Yarra dan pusat Kota Melbourne. Tak perlu takut kelelahan, kamu bisa naik tram dari satu tempat ke tempat lain secara gratis.

Waktu akan terasa cepat berlalu, tanpa khawatir merasa kelelahan atau lemas karena berpuasa. Suhu Melbourne yang dingin akan membuatmu merasa selalu terhidrasi, tanpa merasa haus atau lapar berlebih.

Mendekati waktu berbuka, saya memillih pusat kota dan suburb sekitarnya untuk kulineran. Nah, selain pastry dan kopi, Melbourne juga memiliki banyak kedai gelato yang enak.

Dua rekomendasi penulis yakni Piccolina dan Messina. Kedainya tersebar di beberapa lokasi, kamu bisa memilih di pusat kota atau yang terdekat dari posisimu.

Saya sempat mencicipi varian dark chocolate dan passion fruit-nya Piccolina saat berbuka puasa. Harga satu scoop-nya AUD8 (Rp80 ribu). Worth to try buat kamu pencinta gelato.

3. Sempat tergoda untuk tidak puasa

Nikmatnya Puasa Ramadan di Australia: Lebih Sakral dan BermaknaNgabuburit di teras belakang rumah, Melbourne, Australia (IDN Times/Dewi Suci Rahayu)

Karena sedang liburan dan ingin mengeksplorasi banyak tempat serta kulineran, kami sempat tergoda untuk tidak berpuasa. Musafir boleh tidak berpuasa, begitu saran beberapa kawan. 

Namun, mengingat udara dan suasana Kota Melbourne yang sangat menyenangkan, kami justru semakin ingin berpuasa. Kapan lagi bisa mengecap puasa di benua lain, pikirku.

Dan benar saja, saya sangat bersyukur bisa merasakan bulan Ramadan dan berpuasa di Kota Melbourne. Ini bakal jadi pengalaman tak terlupakan!

Baca Juga: Ide Itineray Liburan ke Melbourne Australia 5 Hari 4 Malam

4. Belanja di pasar dan masak di rumah

Nikmatnya Puasa Ramadan di Australia: Lebih Sakral dan BermaknaBelanja kebutuhan pokok di Queen Victoria Market (IDN Times/Dewi Suci Rahayu)

Biaya hidup di Kota Melbourne cukup tinggi, apalagi jika mata uangmu masih Rupiah. Untuk sekali makan, butuh bujet sekitar AUD20-25 atau setara Rp200-250 ribu. Itu baru makan utama, belum jajan atau minumannya. 

Nah, untuk menghemat bujet, kami memilih untuk berbelanja di Queen Victoria Market. Harga bahan-bahan makanan di sini jauh lebih murah dibanding di supermarket. 

Kami kalap melihat aneka buah beri yang tak ada di Indonesia, seperti stroberi, bluberi, dan raspberi. Berbagai jenis anggur juga tampak sangat segar dan menggiurkan.

Harganya hanya AUD2-6 (Rp20-60 ribu) per kilogram. Sedangkan, di Indonesia, harga anggur dan aneka beri di atas Rp100 ribu per pack (kurang dari satu kilogram). Gimana gak kalap, ya kan?

Nikmatnya Puasa Ramadan di Australia: Lebih Sakral dan BermaknaBuka puasa di rumah, Melbourne, Australia (IDN Times/Dewi Suci Rahayu)

Setelah puas berbelanja berbagai macam bahan makanan dan buah, kami pulang dan mulai memasaknya. Untuk mengobati kerinduan Tanah Air, kami memasak cah kangkung, nasi, telur dadar, teri goreng, sambal, lengkap dengan kerupuknya. 

For your information, selama di Australia, kami sangat jarang makan nasi. Kali ini kami menghadirkan brown rice sebagai menu utama berbuka.

Meski harga kangkung (AUD15=Rp15 ribu per ikat) hampir sama dengan daging (AUD2=Rp20 ribu) di sana, kami tetap memilih kangkung, supaya tetap merasa berbuka dengan keluarga di rumah.

Kami berbuka bersama tetangga kos yang beragama non-Islam. Keberagaman ini yang justru membuat puasa dan Ramadan jadi semakin lengkap sekaligus bermakna mendalam.

Kami bergandengan tangan dan bergantian memanjatkan doa dengan kepercayaan masing-masing, tanpa takut tercederai iman masing-masing. Begitu indah dan meneduhkan.

5. Perbandingan puasa di Indonesia

Nikmatnya Puasa Ramadan di Australia: Lebih Sakral dan BermaknaCoffee chat di salah satu kedai di Ubud, Bali (IDN Times/Dewi Suci Rahayu)

Sebagai orang tropis yang tinggal di Indonesia, suhu rendah seperti di Melbourne menjadi kesenangan tersendiri. Biasa tinggal di kota metropolitan dengan suhu 30-32 derajat Celsius, berpuasa di Melbourne dengan suhu 11-22 derajat Celsius yang dingin dan sejuk seperti ini terasa begitu menyenangkan.

Jika biasanya mulai terasa lapar pada pukul 11.00 saat berpuasa di Indonesia, berbeda dengan di Melbourne, Australia. Saya baru merasa lapar ketika mendekati waktu berbuka, biasanya pukul 18.30. 

Untuk durasi puasa, tak banyak berbeda antara Indonesia dan Australia. Perbedaan hanya ada pada zona waktu, termasuk sahur dan berbuka. Di Melbourne, imsak terjadi pada pukul sekitar 4.58 dan subuh pukul 06.33. Sedangkan, azan magrib pukul 19.37. 

Nikmatnya Puasa Ramadan di Australia: Lebih Sakral dan BermaknaSalah satu gedung di University of Melbourne, Australia (IDN Times/Dewi Suci Rahayu)

Asyiknya lagi, berpuasa di negeri yang mayoritas bukan muslim memiliki tantangan tersendiri. Tentu saja kami hampir tidak mendengar azan selama di Melbourne. Oleh karena itu, kami sangat memerhatikan waktu salat, sahur, dan berbuka dari jadwal yang sudah dikeluarkan pemerintah setempat.

Lingkungan pun lebih heterogen. Jarang sekali menemukan orang yang sama-sama puasa Ramadan. Bukannya sedih, tapi hal ini justru menjadi kenikmatan tersendiri.

Sebagai orang yang memiliki beberapa trauma puasa Ramadan, pengalaman puasa di Melbourne bisa dibilang membantu menyembuhkan luka tersebut. Puasaku jadi lebih kusyuk dan sakral, karena tanggung jawabnya langsung vertikal kepada Tuhan.  

Nikmat sekali beribadah puasa tanpa harus membuat orang lain, terutama non-muslim, merasa terbebani atau merasa berdosa hanya karena makan di depan kita yang sedang berpuasa. Tidak perlu memaksa orang lain untuk "berpuasa" atau menghormati kita yang sedang berpuasa. Nikmatnya berpuasa ketika hanya kita dan Tuhan yang tahu. 

Itulah sekilas cerita tentang nikmatnya berpuasa di benua seberang dengan segala keberagaman dan keindahannya. Semoga puasa kita lancar dan mendapat berkah Ramadan, ya.

Baca Juga: 16 Aktivitas Liburan Paling Seru di Melbourne Australia, Ogah Pulang!

Topik:

  • Dewi Suci Rahayu
  • Naufal Al Rahman

Berita Terkini Lainnya