Review Lloyd's Inn Bali, Hotel Butik Asal Singapura yang Nge-hits Abis
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tanggal 2 November lalu, Lloyd's Inn baru saja membuka unit barunya di Bali. Awalnya hotel ini ada di Singapura dan jadi salah satu hotel butik paling hits di sana, karena konsepnya yang unik, aesthetic, tapi dengan bujet terjangkau.
Sempat penasaran dengan hype dari ulasan orang-orang soal Lloyd's Inn, sampai akhirnya penulis dapat kesempatan untuk stay di Lloyd's Inn Bali selama tiga malam.
1. Walaupun lokasinya strategis, tapi letaknya agak nyempil
Lokasinya berada di kawasan Seminyak, Bali, yang super ramai, karena dikepung area pertokoan, factory outlet, rumah makan, kafe, dan masih banyak lagi yang lainnya. Mungkin buat menemukan tempatnya agak butuh effort, karena harus masuk lagi ke dalam gang, ditambah papan petunjuk yang cukup mini dan hanya ada di satu sisi.
Dari aksesnya, mungkin kelihatan sedikit gak meyakinkan, tapi percaya deh pas sampai depan lobi, kamu bakal berubah pikiran. Rasanya kayak datang ke tempat yang sama sekali baru.
2. Konsep arsitektur yang unik dan bikin hati adem
Dengan konsep raw architecture, abu-abu dan putih jadi warna utama dalam interior dan eksteriornya. Tanpa keramik, banyak ornamen kayu dan batuan, dan yang jelas tanaman hijau di hampir setiap sudut. Desainnya minimalis tapi super aesthetic.
Restoran The Garden berada satu area dengan lobby yang hanya dibatasi sekat tembok. Ini jadi salah satu spot paling kece di Lloyd's Inn Bali. Terutama di area meja bar dan kursi gantung yang ada di tengah. Plus, meja bar dengan kursi ayunan yang gemas ini. Setiap sudutnya Instagramable banget, deh.
3. Sky Bridge, salah satu signature design di Lloyd's Inn Bali
Ciri khas lain desain yang dipunya hotel ini adalah Sky Bridge, jembatan yang menghubungkan lorong kamar dengan kolam renang di lantai dua. Penataan ruangnya cukup unik, semacam main hide and seek, kamu bisa nyasar kalau gak jeli.
Kolam renangnya gak terlalu luas, tapi bentuknya memanjang. Tersedia kursi gantung, hammock, dan floaties bernuansa monokrom yang lagi-lagi kece abis.
4. Kamarnya super nyaman
Begitu masuk kamar, langsung terasa kalau konsepnya ini millennials banget. Banyak stop contact dan cermin, mulai dari cermin di sepanjang lorong menuju ke kamar mandi, sampai yang ukuran seluruh tubuh. Fasilitasnya cukup lengkap, mulai dari hair dryer, amenities, teh dan kopi, bahkan di tiap kamar ada dua wastafel lho.
Editor’s picks
Kasur, bantal, dan selimut juga nyaman banget. Kemungkinan dari bulu sintetis karena teksturnya beda. Pokoknya bikin auto-mager ketika sudah di dalam kamar. Cocok banget kalau kamu memang niatnya cuma untuk staycation.
Salah satu signature mereka adalah sky tub, yakni bath tub yang letaknya ada di outdoor dan bernuansa alami. Gak semua kamar ada memang, tapi di standard room juga punya kamar mandi bernuansa serupa dengan batu dan tanaman hijau di dalamnya.
Baca Juga: Review Gusto Gelato yang Lagi Hits di Bali, Bakal Balik Lagi Gak Ya?
5. Hingga detail terkecil pun diperhatikan
Bantal dan selimutnya super cozy, kemungkinan dari bulu sintetis. Di kamar tersedia bathrobe dengan desain dan polanya mirip yukata khas Jepang. Hal kecil sampai air minum dan amenities-nya juga menyenangkan, terutama lotion. Rasanya pengin beli aja gak apa-apa, wanginya enak banget.
Di setiap kamar tersedia majalah yang bisa buat kamu baca saat bosan atau sekadar properti foto biar makin kekinian.
6. Sayang, sarapannya belum buffet
Karena saya menginap saat grand opening, jadi sarapan masih dalam bentuk on the go. Menunya juga terbatas, hanya dua macam. Kamu bisa pilih Western breakfast seperti ini atau menu sarapan kesukaan orang Indonesia, nasi dengan lauk lengkap.
Menurut saya rasa makanannya average, menu sederhana seperti omelet telur atau nasi goreng pun mirip buatan rumah. The next day, saya pilih nasi campur khas Bali yang sama sekali gak mengecewakan.
Tapi sayangnya lagi, pada saat itu belum ada layanan room service. Mungkin karena baru buka hitungan hari, ya. Jadi pas lapar tengah malam, saya mengandalkan aplikasi layanan pesan antar.
7. Ada balkon di tiap kamar, ngobrol jadi makin seru
Sukanya lagi, karena tiap kamar pasti ada balkon buat santai dengan dua kursi duduk. Ngobrol atau sarapan pagi di balkon gak pernah se-aesthetic ini.
Belum ada kamar khusus smoking di sini, jadi buat kamu yang merokok, ada smoking area di tiap lantai. Atau yang terdekat bisa di balkon, asal tetap menutup rapat kamar dan membuka jendela balkon.
8. Lokasi yang dekat dengan pantai
Tempat hiburan terdekat adalah Pantai Double Six yang jaraknya hanya sekitar 400 meter. Cuma jalan kaki sekitar tujuh menit sudah sampai. Di sepanjang jalan terdapat banyak restoran, kafe, gelateria, dan outlet oleh-oleh.
Overall, untuk ukuran hotel butik setara bintang empat harganya juga masih masuk akal, yakni mulai dari Rp650 ribu sampai harga di atas Rp3 juta per malam, tergantung tipe kamar. Servisnya juga baik dengan staf yang helpful. Dan pastinya, bisa pulang dengan banyak foto kece ala influencer hits, meski cuma berlibur di hotel.
Baca Juga: Cara Cara Inn, Hotel Kece di Bali yang Bujetnya Cuma Rp150 Ribuan