5 Alasan Kenapa Kamu Tidak Perlu Cobain Naik Gunung Seumur Hidupmu!
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tren naik gunung agaknya semakin booming setelah adanya film tentang pendakian yang diangkat dari sebuah novel mega best seller berjudul 5 CM. Gunung-gunung cantik di Indonesia semakin ramai pengunjung, bahkan sampai overload.
Sah-sah saja jika kamu ingin ikutan mencoba olahraga ekstrem ini. Namun, tahukah kalau kamu sebetulnya tidak perlu menjajal naik gunung seumur hidupmu? Hmm, penasaran, kan apa sebabnya? Berikut ulasan lengkapnya, kenapa kamu tak perlu menjajal naik gunung seumur hidupmu.
1. Naik gunung itu melelahkan
Tak seperti wisata ke pantai, kamu perlu berjalan sekian kilometer untuk mencapai puncak gunung yang kamu daki. Jalur yang harus dilewati pun bervariasi antara gunung satu dengan gunung lain, tapi satu yang sama yaitu tanjakan yang sangat banyak.
Tanjakan demi tanjakan tentu membuat badanmu lelah, berkeringat, dan sering haus. Terlebih kamu membawa beban berat di punggung berupa carrier berisi kebutuhanmu selama pendakian. Dijamin bakal bikin tambah capek.
2. Naik gunung itu butuh fisik yang prima
Karena itulah, mendaki gunung membutuhkan fisik yang prima. Buat kamu yang sebelumnya jarang olahraga dan mendadak pengin naik gunung, sebaiknya pikir dua kali.
Supaya bisa membuat tubuhmu siap dan aman mendaki, setidaknya kamu butuh persiapan fisik dan olahraga rutin minimal 1-2 bulan sebelum hari pendakian. Bukan cuma olahraga sepekan sekali, tapi minimal tiga kali sepekan atau dua hari sekali. Sanggup?
3. Modal untuk naik gunung itu tidak murah
Tahukah kamu kalau peralatan naik gunung begitu banyak jenisnya? Mulai dari pakaian yang nyaman, tas carrier, sleeping bag, matras, jaket, headlamp, sepatu, trekking pole, dan tentu saja tenda. Kamu perlu merogok kocek agak dalam jika ingin membeli semua gears tersebut.
Editor’s picks
Walaupun sekarang banyak jasa peminjaman alat-alat pendakian, tapi rasanya tentu kurang nyaman menggunakan barang-barang yang sudah beberapa kali dipakai orang lain.
Termasuk kalau kamu berencana memakai jasa porter untuk membawa barang-barangmu selama pendakian. Ongkos sewa porter per harinya mencapai ratusan ribu, lho.
Baca Juga: 10 Tempat Wisata di Gunung Bromo Paling Populer, Pesonanya Membius!
4. Naik gunung itu risikonya tinggi
Benarlah kalau naik gunung dianggap sebagai olahraga ekstrem, karena risiko yang kamu hadapi tidak main-main. Bukan cuma cuaca buruk, seperti hujan lebat dan badai, tapi juga serangan hewan buas, risiko tersesat di jalur pendakian, hingga hipotermia.
Jika tidak benar-benar paham bagaimana mencegah dan menangani risiko tersebut, hal yang sangat fatal bisa saja terjadi padamu.
5. Naik gunung itu tidak bisa dilakukan seorang diri
Tingginya risiko naik gunung membuat kegiatan ini sama sekali tidak dianjurkan untuk dilakukan seorang diri. Kamu yang biasanya sering pergi untuk solo traveling, maka gaya jalan-jalan tersebut tidak cocok dalam aktivitas pendakian.
Dalam sebuah pendakian, setidaknya satu kelompok terdiri dari tiga orang. Alasannya, jika ada satu anggota yang sakit dan butuh pertolongan, satu orang bertugas untuk mencari bantuan dan satu orang lainnya bertugas menjaga anggota yang sedang sakit tersebut.
Nah, terbukti, kan kalau kamu sebetulnya tak perlu repot-repot naik gunung karena alasan-alasan di atas. Namun, jika kamu tetap penasaran rasanya mendaki gunung, persiapkanlah sebaik mungkin. Jangan menjadi pendaki abal-abal yang meremehkan kegiatan outdoor tinggi risiko ini, ya!
Baca Juga: 10 Rekomendasi Gunung di Pulau Jawa untuk Pendaki Pemula, Memesona!