Seharian Keliling Banda Aceh dan Sekitarnya, Mungkinkah?

Liburan akhir pekan, Banda Aceh cocok jadi tujuan wisata singkatmu

Sejak bencana tsunami tahun 2004 silam bisa dikatakan Banda Aceh menjadi kota baru. Banyak bangunan-bangunan baru dan tujuan wisata baru yang ada karena terjadinya tsunami. Ibarat gunung yang meletus, setelahnya tanah akan menjadi subur. Begitupun tsunami, memang sampai kini masih ada duka jika mengingatnya, namun banyak objek wisata baru akibat dari tsunami tersebut.

Bagi kamu yang bukan berasal dari Banda Aceh, ada baiknya menyewa mobil atau sepeda motor untuk kelancaran dan kenyamanan perjalananmu. Jika kamu menggunakan pesawat, begitu keluar dari terminal kedatangan, sudah banyak supir taksi yang menawarkan jasa rental mobil dengan harga manusiawi. Tour seharian ini bisa diawali dengan mengunjungi kuburan masal korban tsunami. Tidak banyak yang bisa dilihat disini selain tanah datar yang ditumbuhi rerumputan dan pepohonan. Tidak berlama-lama ditempat yang sedikit banyaknya membuat kita kembali larut dalam masa duka lalu itu, lanjutkan perjalanan ke Museum Tsunami Aceh. Tidak ada pembayaran untuk masuk ke museum yang terdiri dari empat lantai ini. Isi museum hasil rancangan bapak Ridwan Kamil ini tentunya tidak jauh-jauh dari tragedi tsunami dan ada pemutaran film bencana tsunami juga. Selain bisa dijadikan objek wisata, tempat ini juga dibangun sebagai tempat evakuasi dan perlindungan masyarakat jika tiba-tiba terjadi gempa dan tsunami lagi.

Dari musium tsunami, lanjutkan perjalanan ke Mesjid Raya Baiturrahman yang fenomenal karena air tsunami terbelah saat melintasi mesjid ini. Karena rata-rata kegiatan di Banda Aceh diistirahatkan saat waktu sholat tiba dan tempat wisata seperti PLTD Apung dan sejenisnya juga ditutup. Ada baiknya mengunjungi Mesjid Baiturrahman terlebih dahulu sambil mengisi perut setelahnya. Mesjid Baiturrahman juga baru direnovasi yang menjadikan halamannya mirip Mesjid Nabawi di Madinah dengan payung-payung besarnya. Tiba di mesjid ini tentunya sudah memasuki waktu sholat zuhur. Bagi yang muslim jangan abaikan kesempatan emas untuk sholat di mesjid bersejarah ini. Bagi yang non muslim tetap bisa mengunjungi mesjid ini dan tentunya semua yang datang kesini baik muslim dan non muslim diwajibkan berpakaian tertutup dan sopan sesuai dengan peraturan setempat.

Jarak dari mesjid Baiturrahman ke lokasi PLTD Apung yang terletak di Punge Blang Cut ini tidak terlalu jauh. Pasti semua sudah tau cerita kapal yang terhempas dahsyat oleh tsunami ini. Hampir sama seperti Museum Tsunami, tempat ini juga mengingatkan kita betapa hebatnya tragedi tsunami itu sampai kapal seberat ini bisa terseret jauh ke daratan. Dari atas kapal ini kamu bisa memandangi kota Banda Aceh yang memiliki pantai-pantai indah sambil menikmati angin semilir.

Tidak menghabiskan waktu lama di PLTD Apung, lanjutkan perjalanan ke Lampulo, kapal diatas rumah yang juga masih berhubungan dengan tsunami. Tidak banyak yang bisa dilihat disini selain sebuah kapal kecil yang tersangkut diatas rumah. Diarealnya ada yang berjualan buku dan oleh-oleh khas Aceh. Jika kita mau, kita bisa mendapatkan piagam tanda kunjungan bertuliskan nama dan tanggal kunjungan kita dengan membayar Rp.15.000. Disisi lainnya ada juga kotak sumbangan. Dibagian bawah, tepatnya di rumah yang sudah rusak itu tertulis "Don't broken tsunami" lengkap dengan tanggal, bulan, tahun dan jam kejadiannya. Mungkin maksud si penulis adalah "Don't forget tsunami". Memang sudah seharusnya kita tidak melupakan kejadian itu, apalagi bagi si pemilik rumah yang tertimpa kapal itu.

Cut Nyak Dien, orang Indonesia mana yang tak mengenalnya. Keluar dari Banda Aceh menuju rumah Cut Nyak Dien yang berlokasi di desa Lampisang, kabupaten Aceh Besar dan membutuhkan waktu sekitar 20 menit berkendara dari pusat kota. Tidak membutuhkan waktu lama untuk mengelilingi rumah panggung khas tradisional Aceh yang tidak terlalu besar dan sudah direnovasi ini. Banyak foto-foto bersejarah dipajang didindingnya. Kita bisa pula melihat kamar tidur Cut Nyak Dien dulu beserta perabotannya. Dibelakang rumah yang juga masih tersambung dengan bangunan rumah, ada sebuah sumur tua yang konon katanya kedalamannya mencapai 10 meter dan Cut Nyak Dien pernah bersembunyi didalam sumur ini untuk menghindari Belanda. Jangan lupa berikan sumbangan seikhlasnya untuk perawatan rumah ini. Jangan sampai rumah bersejarah ini tergadai.

Keluar dari areal rumah Cut Nyak Dien menuju pantai Lampuuk, banyak pedagang makanan ringan khas Aceh seperti pisang sale yang berjajar berdampingan. Bisa dijadikan pilihan oleh-oleh untuk dibawa pulang ataupun cemilan di perjalanan dan saat duduk santai di pantai sambil menikmati jingganya senja.

Sebelum singgah di pantai Lampuuk, baiknya singgah dulu di kampung Turki dan Mesjid Rahmatullah. Kembali sejenak mengingat peristiwa tsunami silam, Mesjid Rahmatullah ini juga adalah salah satu mesjid yang selamat dari tsunami dimana dulu tersebar dan viral sampai ke mancanegara foto dan video yang menunjukkan daerah sekitarnya hancur tak tersisa, namun mesjid ini hanya mengalami sedikit kerusakan. Ada sedikit bagian mesjid yang rusak itu sengaja dibiarkan dan tidak direnovasi sebagai pengingat tragedi tsunami. Juga ditambah foto-foto saat dan setelah tsunami dipajang dibagian yang rusak itu. Kali ini bagi yang muslim bisa melaksanakan sholat ashar di mesjid ini.

Nama daerah sekitar Mesjid Rahmatullah adalah kampung Turki. Jangan bayangkan kampung Turki ini adalah sebuah kampung yang dihuni oleh orang Turki. Kampung ini adalah kampung yang didanai oleh Bulan Sabit Merah Turki dan perbaikan Mesjid Rahmatullah akibat gempa dan tsunami tahun 2004 silam juga didanai oleh mereka. Wajar saja dibeberapa bagian tertulis kalimat dalam bahasa Turki. Kampung Turki dan Mesjid Rahmatullah ini berlokasi di Gampong Lampuuk, tidak jauh dari pantai Lampuuk.

Setelah selesai sholat ashar di Mesjid Rahmatullah langsung saja menuju pantai Lampuuk. Duduk-duduk cantik dipinggir pantai menunggu matahari terbenam sambil menikmati kelapa muda dan pastinya tidak lupa sesi poto-poto di pantai yang indah ini. Jangan lupa juga cicipi ikan bakarnya pantai Lampuuk. Dijamin akan ketagihan, apalagi harganya sangat terjangkau dan sesuai dengan porsi dan rasanya.

Sekedar referensi buat kamu yang ingin lebih lama menikmati indahnya pantai Lampuuk, kamu bisa menginap di Joel's Bungalow. Penginapan yang terletak di tepian tebing ini cocok untuk menikmati indahnya Lampuuk dari sisi yang berbeda. Tidurmu akan ditemani deburan ombak pantai Lampuuk yang bergelombang tinggi seolah ia menampar tebing-tebing yang berdiri kokoh itu. Kamar-kamarnya berada di tebing-tebing. Ada pula sebuah kamar yang berada ditengah-tengah danau kecil di areal itu. Tempat ini sangat direkomendasikan untuk orang yang ingin menenangkan diri dari penatnya kehidupan di kota besar.

Dari Lampuuk kembali ke Banda Aceh untuk menikmati malamnya kota Banda Aceh. Malam di Banda Aceh bisa kamu isi dengan wisata kuliner. Banyak makanan enak di Banda Aceh seperti mie aceh kepiting goreng basah dan kopi aceh yang terkenal kelezatannya itu. Jika pulang menggunakan bus, bisa berangkat malam itu juga. Tetatpi jika menggunakan pesawat, kamu harus menginap semalam di Banda Aceh dan ambil pesawat pagi di hari berikutnya. Jangan khawatir soal biaya! Banyak penginapan murah tersebar diseluruh penjuru Banda Aceh.

Selain tempat-tempat di atas, tentunya masih banyak lagi tempat wisata di sekitaran Banda Aceh yang bisa dikunjungi jika memiliki waktu yang cukup. Banda Aceh menunggu kedatanganmu wahai traveler sejati.

Anne Yaa Photo Verified Writer Anne Yaa

Travel, food, flowers, nature enthusiast

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Yogie Fadila

Berita Terkini Lainnya