Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi banjir (pexels.com/Sveta K)
ilustrasi banjir (pexels.com/Sveta K)

Intinya sih...

  • Memaksa melintas di genangan yang terlalu dalamKedalaman air yang melebihi setengah ban bisa merusak sistem kelistrikan dan mesin mobil matik, bahkan membuat mobil mogok di tengah jalan.

  • Mengemudi terlalu cepat atau terlalu pelanKecepatan salah dapat membuat air masuk ke grill depan atau komponen transmisi, idealnya stabil di 5–10 km/jam dengan gigi rendah.

  • Tidak memeriksa kondisi mobil setelah keluar dari genanganPengecekan rem, mesin, dan transmisi penting untuk menghindari kerusakan akibat air setelah melewati genangan.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Mengemudi mobil matik di tengah hujan memang mendebarkan. Apalagi kalau kamu tinggal di Jakarta, kota yang ruas jalannya sering tergenang setiap kali hujan turun. Karena itu banyak pengemudi yang tak punya pilihan selain menerabas banjir, meski untuk itu mereka harus mengambil risiko besar.

Sebab, menerabas genangan bisa menyebabkan kerusakan fatal pada sistem kelistrikan dan mesin mobil. Kalau ini sampai terjadi, biaya perbaikannya bisa berjuta-juta. Karena itu, sebelum nekat menerabas genangan, pahami dulu kesalahan-kesalahan yang sering kali dilakukan pengemudi saat melewati banjir.

1. Memaksa melintas di genangan yang terlalu dalam

ilustrasi banjir (pexels.com/Sveta K)

Kesalahan terbesar yang sering dilakukan pengemudi adalah tetap nekat melintas meski kedalaman air sudah melebihi setengah ban. Pada mobil matik, air yang masuk ke ruang mesin atau transmisi bisa menyebabkan kerusakan serius, bahkan membuat mobil mogok di tengah jalan.

Beberapa pengendara beranggapan bahwa selama mobil masih bisa bergerak, pasti aman untuk melintas. Padahal, risiko water hammer, kondisi saat air masuk ke ruang bakar, bisa langsung membuat mesin rusak total. Kalau ini sampai terjadi pada mobilmu, pilihannya hanya satu, yakni turun mesin!

2. Mengemudi terlalu cepat atau terlalu pelan

Ilustrasi banjir di perkotaan. (pixabay.com/j_lloa)

Kecepatan yang salah saat melewati genangan air juga menjadi masalah. Banyak pengendara yang melaju terlalu cepat, sehingga menciptakan gelombang air tinggi yang berpotensi masuk ke grill depan atau lubang udara mesin. Sebaliknya, melaju terlalu pelan di genangan juga bisa membuat air lebih mudah masuk ke knalpot atau komponen transmisi. Kecepatan ideal adalah stabil di kisaran 5–10 km/jam dengan gigi rendah, agar torsi cukup dan mobil tidak kehilangan traksi.

3. Tidak memeriksa kondisi mobil setelah keluar dari genangan

ilustrasi bengkel mobil (pexels.com/Artem Podrez)

Kesalahan lain yang sering terjadi adalah menganggap perjalanan selesai begitu berhasil keluar dari genangan. Padahal, setelah melewati air, pengendara sebaiknya langsung memeriksa kondisi rem dengan menginjaknya perlahan untuk mengeringkan kampas dan cakram. Selain itu, pengecekan visual terhadap mesin dan transmisi juga penting untuk memastikan tidak ada tanda-tanda kebocoran atau kerusakan akibat air. Mengabaikan langkah ini bisa membuat masalah kecil berkembang menjadi kerusakan besar.

Melewati genangan air dengan mobil matik sebenarnya aman jika dilakukan dengan teknik yang tepat dan perhitungan yang matang. Hindari genangan yang terlalu dalam, jaga kecepatan stabil, dan selalu lakukan pengecekan setelah melintas. Mengabaikan hal-hal ini hanya akan memperbesar risiko kerusakan pada kendaraan, yang ujung-ujungnya menguras waktu dan biaya. Musim hujan memang menuntut kewaspadaan ekstra, dan pengetahuan tentang kesalahan umum ini akan membantu kamu menjaga mobil tetap awet dan perjalanan tetap aman.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team