Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi mengendarai mobil (pexels.com/Riccardo)
ilustrasi mengendarai mobil (pexels.com/Riccardo)

Intinya sih...

  • Akselerasi mendadak dapat merusak mesin, transmisi, ban, dan sistem penggerak mobil.

  • Mengemudi terlalu dekat dengan kendaraan lain meningkatkan tekanan pada rem dan suspensi.

  • Gerakan kasar saat memutar setir bisa membuat komponen kemudi cepat aus dan menambah beban pada sistem suspensi depan.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Mengemudi dengan halus tidak hanya membuat perjalanan lebih nyaman, namun juga berperan penting dalam memastikan komponen mobil tetap awet. Banyak pengemudi tidak menyadari bahwa gaya berkendara yang terlalu agresif bisa mempercepat kerusakan pada rem, mesin, suspensi, dan ban.

Kebiasaan mengemudi yang halus mampu meningkatkan efisiensi bahan bakar secara signifikan karena mesin tidak dipaksa bekerja terlalu keras. Berikut ini merupakan beberapa cara mengemudi lebih halus agar komponen mobil tidak cepat mengalami keausan.

1. Hindari akselerasi mendadak

ilustrasi mobil SUV (unsplash.com/Axel Antas-Bergkvist)

Akselerasi mendadak dapat membuat mesin bekerja lebih berat dalam waktu singkat dan meningkatkan pengonsumsian bahan bakar secara drastis. Kebiasaan ini dapat memberikan tekanan tambahan pada transmisi yang akhirnya bisa menurunkan usia pakai.

Bukan hanya merusak mesin, namun akselerasi mendadak bisa menambah tekanan besar pada ban dan sistem penggerak. Beban yang berpindah secara tiba-tiba dapat membuat ban yang lebih cepat aus, serta menurunkan interaksi di permukaan jalan.

2. Jaga jarak agar tidak sering menginjak rem keras

ilustrasi kemacetan (unsplash.com/J Torres)

Mengemudi terlalu dekat dengan kendaraan lain jadi memaksamu untuk mengerem secara mendadak berulang kali. Rem keras yang sering dilakukan akan membuat kampas rem cepat menipis dan meningkatkan panas pada bagian cakram rem.

Dengan menjaga jarak aman, maka kamu pun bisa mengurangi kebutuhan pengereman mendadak dan memberi waktu bagi sistem rem untuk bekerja secara lebih efisien. Selain sistem rem, suspensi juga ikut menerima dampak negatif pada saat kamu mengerem secara tiba-tiba, sebab dapat mempercepat potensi keausan.

3. Gunakan setir dengan gerakan lembut

ilustrasi mengendarai mobil (pexels.com/Emre Kalyoncu)

Menggerakkan setir secara kasar dapat membuat komponen kemudi cepat aus dan menambah beban pada sistem suspensi depan. Teknik mengemudi yang halus dengan pergerakan stir perlahan juga dapat membuat mobil jadi tetap stabil pada saat berada di jalanan.

Pergerakan setir yang tiba-tiba bisa meningkatkan risiko mobil kehilangan kendali, terutama pada permukaan yang licin atau tidak rata. Dengan memutar stir secara bertahap, maka mobil pun bisa menyesuaikan arah tanpa tekanan mendadak pada sistem kemudi.

4. Hindari menginjak gas dan rem secara bergantian

ilustrasi mengendarai mobil (pexels.com/Sindre Fs)

Sering berpindah dari gas ke rem secara cepat menunjukkan gaya berkendara yang tidak stabil. Kebiasaan ini juga dapat memaksa mesin, rem, dan transmisi untuk bekerja secara tidak sinkron dalam waktu singkat.

Pola berkendara seperti ini bisa membuat pengonsumsian bahan bakar meningkat akibat mesin yang terus menyesuaikan putarannya. Rem pun jadi menerima panas secara berlebih akibat sering ditekan tanpa adanya jeda yang cukup, sehingga kebiasaan Inilah yang harus dihilangkan agar komponen mobil bisa bekerja secara alami dan efisien.

Mengemudi secara halus bukan hanya soal kenyamanan, namun juga strategi penting untuk menjaga keawetan komponen mobil. Justru dengan melakukan langkah-langkah yang tepat, maka kamu pun bisa mengurangi beban kerja mobil secara signifikan. Cara sederhana ini akan membantu kendaraan untuk lebih tahan lama dan menekan biaya perawatan dalam jangka panjang!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team