Karena sejak kecil ia tertarik dengan dunia mekanik dan otomotif ia pun menjadi seorang car enthusiast. Ia menggemari mobil-mobil yang canggih, sporty, dan berharga mahal. Pada saat itu, di tahun 1960an, Ferrari adalah rujukan bagi mobil terbaik. Ia pun memiliki sebuah mobil Ferrari 250 GT.
Namun, setelah memiliki Ferrari, ia merasa tidak puas dengan mobil tersebut. Baginya Ferrari terlalu berisik dan terasa kasar ketika dikemudikan. Selain itu, kopling Ferrari sering rusak.
Bagi Lamborghini, sebuah mobil, meski tergolong sebagai sebuah sports car, haruslah nyaman untuk dikendarai sehari-hari. Hal inilah yang tidak dimiliki Ferrari, yang pada era itu sekadar mobil yang secara desain dikatakan sebagai sebuah seni dan kecepatan yang luar biasa. Namun dari segi kenyamanan, Ferarri bukanlah mobil yang nyaman untuk dikendarai sehari-hari.