Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi seorang wanita sedang mengemudi (torque.com)
Ilustrasi seorang wanita sedang mengemudi (torque.com)

Kabin mobil yang harum dan segar tentu menjadi impian setiap pemilik kendaraan. Namun, kenyataannya sering kali kita menemui kondisi di mana kabin mobil justru berbau tidak sedap. Bau yang kurang menyenangkan ini bisa mengganggu kenyamanan berkendara dan menjadi tanda adanya masalah pada mobil atau kebiasaan buruk yang sering dilakukan oleh pemilik kendaraan.

Bau tak sedap di dalam kabin mobil bisa disebabkan oleh berbagai masalah, mulai dari kebersihan kabin yang tidak terjaga hingga adanya kerusakan pada komponen tertentu di dalam mobil. Dengan mengetahui penyebab-penyebab tersebut, akan menjadi lebih mudah dalam mencegah dan menangani masalah bau pada mobil.

1. Sisa makanan dan minuman yang ditinggalkan

Ilustrasi mengemudi sambil makan (theautotrends.com)

Penyebab paling umum dari munculnya bau tidak sedap di dalam kabin mobil adalah sisa makanan dan minuman yang tertinggal. Ketika seseorang sering makan atau minum di dalam mobil, tanpa sadar mungkin ada remah-remah makanan atau tumpahan minuman yang jatuh ke kursi dan karpet mobil. Sisa-sisa makanan ini jika tidak segera dibersihkan, dapat membusuk dan mengeluarkan bau tidak sedap. Selain itu, makanan yang jatuh ke celah-celah kursi atau tersangkut di bawah karpet akan sulit untuk dibersihkan, sehingga menjadi sumber bau yang terus-menerus.

Sebaiknya hindari makan atau minum di dalam mobil. Namun, jika hal ini tidak bisa dihindari, pastikan untuk segera membersihkan sisa makanan dan minuman yang berceceran di dalam kabin mobil. Gunakan penyedot debu portable untuk membersihkan remah-remah dari kursi dan karpet, atau lap dengan kain basah jika terjadi tumpahan air.

2. Menggunakan parfum mobil yang berlebihan

Ilustrasi parfum mobil (amazon.in)

Meskipun parfum mobil biasa digunakan untuk memberikan aroma segar di dalam kabin, penggunaan yang berlebihan justru dapat menyebabkan bau tidak sedap. Parfum mobil mengandung bahan kimia yang jika digunakan secara berlebihan, akan menumpuk di dalam kabin dan meninggalkan aroma yang terlalu tajam atau bahkan mengiritasi indra penciuman. Selain itu, parfum yang tidak berkualitas juga bisa meninggalkan residu lengket pada permukaan interior mobil yang dapat menyerap debu dan kotoran sehingga bau tak sedap akan muncul.

Solusinya adalah menggunakan parfum mobil dengan bijak. Pilih parfum mobil dengan aroma yang ringan dan segar, pastikan untuk tidak menggunakannya secara berlebihan. Sebaiknya letakkan parfum di tempat yang terbuka agar aromanya bisa menyebar dengan merata, namun jangan terlalu dekat dengan ventilasi udara atau area yang sering disentuh. Dengan penggunaan yang tepat, parfum mobil akan membantu menjaga kesegaran kabin tanpa menimbulkan bau tidak sedap.

3. Kebiasaan merokok di dalam mobil

Ilustrasi merokok dalam mobil (freeway.com)

Merokok di dalam mobil adalah salah satu kebiasaan yang paling sering menyebabkan bau tidak sedap. Asap rokok bisa mengendap pada permukaan interior mobil, seperti jok, karpet, dan dashboard, serta bisa menembus ke dalam ventilasi udara dan AC. Akibatnya, bau asap rokok menjadi lebih sulit dihilangkan dan terus bertahan meskipun mobil sudah dibersihkan. Bahkan, bau ini bisa mengganggu penumpang yang tidak merokok dan menurunkan tingkat kenyamanan selama berkendara.

Jika kamu adalah seorang perokok, ada baiknya untuk tidak merokok di dalam mobil. Jika bau asap rokok sudah terlanjur menempel, kamu bisa mencoba beberapa cara untuk menghilangkannya. Salah satunya adalah dengan membersihkan seluruh permukaan interior mobil menggunakan pembersih khusus yang dapat menghilangkan bau. Selain itu, ganti filter AC secara berkala untuk memastikan udara di dalam kabin tetap segar dan bebas dari bau asap rokok.

4. Karpet dan jok lembap atau basah

Ilustrasi sabuk pengaman pada mobil (unsplash.com/Maxim Hopman)

Kelembapan adalah salah satu penyebab munculnya bau tidak sedap di dalam kabin mobil. Karpet atau jok yang lembap dan basah baik karena tumpahan air atau terkena cairan dari komponen AC yang bocor, dapat menjadi tempat berkembang biaknya jamur dan bakteri. Jamur dan bakteri inilah yang kemudian menghasilkan bau tidak sedap yang sulit dihilangkan. Selain itu, kelembapan juga bisa menyebabkan timbulnya noda dan kerusakan pada permukaan interior mobil, yang semakin memperburuk kondisi kabin.

Pastikan kabin mobil kamu selalu dalam keadaan kering. Jika terjadi tumpahan air, segera keringkan dengan kain lap atau tisu. Jika perlu, gunakan pengering rambut atau penyedot debu untuk menghilangkan kelembapan yang tersisa. Pastikan kondisi AC tidak mengalami kebocoran yang bisa menyebabkan kelembapan di dalam kabin. Dengan menjaga kabin tetap kering, kamu akan mencegah munculnya bau tidak sedap akibat jamur dan bakteri.

5. Filter AC kotor

Ilustrasi orang sedang mengganti filter ac mobil (instagram.com/satriavariasi_ngawi)

Filter AC berfungsi untuk menyaring debu, kotoran, dan partikel lain dari udara yang masuk ke dalam kabin. Jika filter ini kotor atau tersumbat, maka udara yang masuk ke dalam kabin tidak lagi bersih dan bisa membawa bau tidak sedap. Filter AC yang kotor juga bisa menyebabkan sistem pendingin udara tidak bekerja dengan normal, sehingga membuat kabin terasa pengap dan lembap.

Periksa dan pastikan untuk mengganti filter AC secara berkala jika menemukan kondisinya sudah tidak layak pakai. Membersihkan atau mengganti filter AC yang kotor akan memastikan udara di dalam kabin tetap bersih dan segar.

Dengan mengetahui beberapa penyebab bau yang bisa mucul pada kabin mobil, kamu bisa lebih mudah menjaga kebersihan dan kesegaran kabin mobil. Pastikan untuk selalu melakukan perawatan rutin dan menjaga kebiasaan positif saat berada di dalam mobil, agar kabin selalu harum dan nyaman untuk digunakan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorRivai