Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Tekanan ban
ilustrasi mengisi tekanan ban (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Intinya sih...

  • Mengisi angin terlalu keras dapat meningkatkan risiko kecelakaan dan membuat ban lebih cepat aus di bagian tengah tapak ban.

  • Mengisi angin terlalu kempes membuat kendaraan kurang stabil, boros bahan bakar, dan rentan pecah saat menabrak lubang.

  • Gak mengecek tekanan saat ban dingin bisa membuat tekanan ban gak sesuai rekomendasi dan memengaruhi kenyamanan berkendara.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Ban adalah salah satu komponen vital dalam keselamatan berkendara, namun seringkali pengisian angin dianggap sepele. Banyak pengendara hanya mengisi angin tanpa memperhatikan tekanan ideal atau kondisi ban. Padahal, tekanan angin yang salah bisa memengaruhi kenyamanan, performa, dan keselamatan berkendara. Ban yang terlalu kempes atau terlalu keras meningkatkan risiko kecelakaan. Oleh karena itu, penting mengetahui kesalahan umum saat mengisi angin ban agar bisa dihindari.

Selain itu, kebiasaan mengisi angin ban yang salah juga bisa membuat umur ban lebih pendek. Tekanan yang gak sesuai menyebabkan keausan gak merata, bahkan bisa merusak velg. Banyak orang menganggap sepele pengecekan rutin, padahal langkah ini sederhana namun efektif. Dengan memahami kesalahan yang sering terjadi, pengendara bisa lebih aman dan hemat. Berikut beberapa kesalahan yang sering dilakukan saat mengisi angin ban.

1. Mengisi angin terlalu keras

ilustrasi mengisi tekanan ban mobil (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Salah satu kesalahan paling umum adalah mengisi angin terlalu keras. Banyak pengendara percaya semakin keras angin, ban akan lebih awet dan aman, padahal ini salah. Ban terlalu keras membuat permukaan kontak dengan jalan berkurang dan membuat motor atau mobil terasa lebih 'melompat' saat melaju di jalan bergelombang. Risiko pecah ban juga meningkat, terutama saat terkena benda tajam di jalan. Mengisi angin sesuai rekomendasi pabrikan akan menjaga kenyamanan dan keamanan berkendara.

Selain itu, ban terlalu keras bisa membuat keausan lebih cepat di bagian tengah tapak ban. Motor atau mobil juga lebih sulit dikendalikan, terutama saat menikung atau melewati tikungan. Tekanan yang gak sesuai memengaruhi suspensi dan kestabilan kendaraan. Jadi, jangan tergoda untuk mengisi angin 'lebih dari cukup' karena dianggap aman. Selalu cek tekanan menggunakan alat ukur yang akurat sebelum berkendara.

2. Mengisi angin terlalu kempes

ilustrasi ban mobil (pexels.com/Fatih Kopcal)

Kesalahan lain adalah mengisi angin terlalu kempes. Ban yang kurang angin membuat permukaan ban menyentuh jalan lebih luas, sehingga gesekan meningkat dan boros bahan bakar. Selain itu, ban kempes lebih mudah aus di sisi tepi dan lebih rentan pecah saat menabrak lubang. Kendaraan juga terasa kurang stabil dan sulit dikendalikan saat berbelok atau menyalip. Mengisi angin sesuai rekomendasi pabrikan menjaga performa ban dan kenyamanan berkendara.

Ban kempes juga bisa membuat motor atau mobil lebih berat saat dikendarai. Tekanan rendah membuat suspensi bekerja lebih keras sehingga cepat lelah saat berkendara jarak jauh. Risiko selip atau hydroplaning saat hujan juga meningkat karena kontak ban dengan jalan gak optimal. Oleh karena itu, periksa tekanan angin secara rutin, minimal seminggu sekali. Kebiasaan sederhana ini bisa mencegah masalah serius pada ban dan kendaraan.

3. Gak mengecek tekanan saat ban dingin

ilustrasi ban mobil (pexels.com/Mike Bird)

Seringkali pengendara mengisi angin setelah berkendara, padahal ban dalam kondisi panas. Tekanan angin naik saat ban panas, sehingga jika langsung diisi bisa terlalu keras saat ban kembali dingin. Ini bisa membuat tekanan ban gak sesuai rekomendasi dan memengaruhi kenyamanan berkendara. Idealnya, cek dan isi angin saat ban dingin, seperti di pagi hari sebelum kendaraan digunakan. Kebiasaan ini memastikan tekanan angin sesuai standar dan aman.

Selain itu, ban panas memiliki tekanan yang lebih tinggi daripada saat dingin, sehingga pengukuran saat panas gak akurat. Mengisi angin dalam kondisi panas bisa menyebabkan overpressure saat ban mendingin. Hal ini bisa memicu aus gak merata atau risiko pecah ban. Jadi, biasakan cek tekanan saat ban dingin untuk mendapatkan hasil yang tepat. Ini langkah sederhana namun penting untuk keselamatan berkendara.

4. Mengabaikan rekomendasi tekanan pabrikan

ilustrasi ban mobil (pexels.com/Mike Bird)

Banyak orang mengisi angin berdasarkan perkiraan, tanpa memperhatikan rekomendasi pabrikan. Padahal, setiap kendaraan memiliki tekanan angin ideal yang berbeda, tergantung jenis ban, berat kendaraan, dan kapasitas penumpang. Mengisi angin di atas atau di bawah rekomendasi bisa memengaruhi performa, kenyamanan, dan umur ban. Rekomendasi biasanya tertulis di buku manual atau stiker di kendaraan. Mengikuti standar pabrikan adalah cara paling aman untuk menjaga ban tetap optimal.

Selain itu, mengabaikan rekomendasi juga bisa membuat ban cepat aus di sisi tertentu. Motor atau mobil terasa berat dikendarai karena tekanan gak seimbang. Konsumsi bahan bakar juga bisa meningkat akibat gesekan yang lebih besar. Mengisi angin sesuai anjuran pabrikan membantu kendaraan tetap stabil dan efisien. Jadi, jangan asal mengisi, cek dulu angka idealnya.

5. Menggunakan alat ukur yang gak akurat

ilustrasi ban mobil (pexels.com/Mike Bird)

Kesalahan umum lain adalah menggunakan alat ukur tekanan angin yang gak akurat. Banyak pompa angin digital murah atau manual yang memberikan pembacaan berbeda dari tekanan sebenarnya. Akibatnya, ban bisa overpressure atau kempes tanpa disadari. Selalu gunakan alat ukur berkualitas dan kalibrasi secara rutin untuk memastikan pembacaan benar. Ini penting agar tekanan angin sesuai standar dan ban lebih awet.

Selain itu, jangan mengandalkan 'rasa ban' saja untuk menilai tekanan. Tekanan yang terlihat normal saat ditekan dengan tangan bisa saja salah. Ban yang gak sesuai tekanan memengaruhi kenyamanan, keselamatan, dan efisiensi bahan bakar. Menggunakan alat ukur yang akurat adalah investasi kecil tapi berdampak besar. Pastikan juga membaca petunjuk penggunaan alat agar hasilnya tepat.

6. Mengisi angin di SPBU sembarangan

ilustrasi memasang ban mobil (unsplash.com/Benjamin Brunner)

Mengisi angin di SPBU tanpa memperhatikan kualitas pompa juga bisa menjadi kesalahan. Pompa yang kotor atau tekanan gak stabil bisa membuat pengisian angin gak sesuai. Beberapa SPBU menggunakan pompa manual yang sulit dikontrol sehingga overpressure atau kekurangan angin bisa terjadi. Pilih SPBU dengan pompa yang terawat dan mudah diatur tekanannya. Ini membantu mendapatkan tekanan angin sesuai standar dan aman.

Selain itu, ban yang diisi sembarangan bisa cepat aus dan mudah rusak. Pompa yang gak bersih bisa mengotori katup atau selang ban. Pastikan juga memeriksa pompa sebelum digunakan, jangan hanya tergoda karena dekat dengan jalan. Dengan memilih SPBU yang tepat, risiko kesalahan pengisian angin bisa diminimalkan. Ini langkah sederhana untuk menjaga keselamatan dan kenyamanan berkendara.

7. Gak memeriksa ban secara rutin

ilustrasi ban mobil (pexels.com/artem)

Kesalahan terakhir adalah mengabaikan pengecekan rutin ban. Banyak pengendara hanya mengecek angin saat terasa kempes atau ban sudah aus. Padahal, pemeriksaan rutin bisa mendeteksi kebocoran, retak, atau aus gak merata sejak awal. Dengan rutin mengecek, pengendara bisa menyesuaikan tekanan angin dan mencegah kerusakan lebih lanjut. Kebiasaan sederhana ini menjaga ban tetap aman dan nyaman digunakan.

Selain itu, pengecekan rutin membantu mengidentifikasi masalah sebelum menyebabkan kecelakaan. Ban yang aus atau tekanan salah bisa meningkatkan risiko slip atau pecah ban. Luangkan waktu beberapa menit setiap minggu untuk memeriksa kondisi ban. Ini membuat berkendara lebih aman dan ban lebih tahan lama. Keselamatan dan kenyamanan berkendara dimulai dari kebiasaan sederhana ini.

Kesalahan saat mengisi angin ban memang sering dianggap sepele, padahal dampaknya signifikan bagi keselamatan berkendara. Dari mengisi terlalu keras, terlalu kempes, hingga menggunakan alat ukur gak akurat, semua bisa memengaruhi performa dan umur ban. Kebiasaan sederhana seperti mengecek tekanan angin secara rutin dan mengikuti rekomendasi pabrikan bisa mencegah masalah ini. Dengan memperhatikan setiap detail, pengendara bisa berkendara lebih aman dan nyaman. Jangan anggap remeh pengisian angin ban karena keselamatan selalu dimulai dari hal kecil.

Selain itu, pengecekan rutin juga membantu mendeteksi masalah pada ban sejak awal, seperti aus, retak, atau kebocoran. Ban yang terawat membuat kendaraan lebih stabil, efisien, dan nyaman dikendarai. Selalu gunakan alat ukur yang akurat dan pilih SPBU yang terawat untuk pengisian angin. Dengan kebiasaan sederhana ini, risiko kecelakaan akibat tekanan ban salah bisa diminimalkan. Ingat, keselamatan berkendara dimulai dari perawatan ban yang tepat dan konsisten.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team