Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
potret Hyundai Creta (hyundai.com)
potret Hyundai Creta (hyundai.com)

Pasar otomotif Jepang selama puluhan tahun didominasi oleh merek-merek nasional seperti Toyota, Honda dan Nissan yang memiliki jaringan kuat, reputasi tinggi dan preferensi konsumen yang loyal. Kekuatan brand-brand lokal tersebut membuat pabrikan dari negara lain seperti tak punya ruang untuk berkembang di pasar Jepang, sebut saja brand asal Korea Selatan seperti Hyundai dan Kia.

Meskipun upaya ekspansi sudah dilakukan, data menunjukkan bahwa penetrasi brand Korea Selatan di pasar Jepang masih sangat terbatas. Bahkan, menurut data dari salah satu sumber, Hyundai pernah menjual hanya 15.095 unit mobil penumpang di Jepang dari 2001 hingga 2009, lalu mundur dari pasar mobil penumpang pada tahun 2009. 

Kenapa pasar mobil Jepang sulit sekali ditembus oleh pabrikan asal Korea Selatan?

1. Hambatan budaya dan persepsi merek

Hyundai Stargazer (hyundai.com)

Salah satu kendala terbesar bagi brand Korea di Jepang adalah persepsi konsumen Jepang terhadap merek asing, khususnya dari Korea. Jepang sebagai pasar domestik sangat berorientasi pada merek nasional yang dikenal luas dan dipercaya. Konsumen Jepang cenderung memilih merek yang punya jaringan servis yang kuat, reputasi jangka panjang dan konfigurasi produk yang sesuai dengan preferensi lokal, misalnya ukuran mobil kompak, efisiensi bahan bakar, kemudahan parkir.

Laporan menyebut bahwa Hyundai gagal di Jepang karena tidak mengenali nilai mobil kecil untuk pasar Jepang dan pemasaran yang kurang cocok dengan preferensi lokal. Ini menunjukkan bahwa meskipun produk Korea makin membaik, kultural dan persepsi merek menjadi faktor yang sangat menentukan.

2. Infrastruktur penjualan dan distribusi yang terbatas

Hyundai IONIQ 5 (dok. Hyundai)

Merek Korea yang ingin bersaing di Jepang harus menghadapi tantangan besar dalam hal jaringan dealer, layanan purnajual, suku cadang, dan adaptasi terhadap regulasi Jepang yang ketat. Tanpa basis lokal yang kuat, biaya dan kompleksitas menjadi besar. Laporan dari tahun 2025 menyebut bahwa Hyundai dan Kia memperbarui fokusnya ke mobil listrik dan mobil ramah lingkungan sebagai titik masuk kembali ke Jepang. Namun, sampai saat ini penetrasi mereka masih sangat kecil, yang menunjukkan bahwa infrastruktur dan modal yang dibutuhkan untuk menyaingi merek Jepang masih sangat besar.

3. Peluang masih terbuka

EV Hyundai Ioniq 5 (hyundai.com)

Merek Korea sebenarnya memiliki beberapa kelebihan yang bisa menjadi titik keunggulan: desain yang semakin modern, fitur teknologi yang agresif, dan harga yang sering kali lebih kompetitif. Di seputar pasar Jepang, merek Korea berupaya memasuki segmen mobil listrik dan kendaraan ramah lingkungan sebagai keunggulan diferensiasi.

Namun kenyataannya, menurut laporan, pasar mobil asing di Jepang masih sangat kecil dan merek Korea belum berhasil membukanya secara signifikan. Salah satu artikel menyebut bahwa merek asing (termasuk Korea) menghadapi pasar di mana “foreign brands make up less than 6 persen of the Japanese car market”. Ini artinya pangsa merek Korea di Jepang masih jauh di bawah satu digit persen untuk pasar mobil penumpang umum.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team