Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi Suzuki Wagon R (muf.co.id)
Ilustrasi Suzuki Wagon R (muf.co.id)

Mobil dengan mesin tiga silinder kini semakin banyak dijumpai di berbagai merek dan model. Dari city car hingga SUV kompak, banyak pabrikan beralih ke mesin jenis ini karena dianggap lebih efisien dan ramah lingkungan. Mesin 3 silinder memang dirancang untuk menekan konsumsi bahan bakar, mengurangi bobot kendaraan, dan menghasilkan emisi yang lebih rendah. Namun, di balik keunggulannya tersebut, tetap ada beberapa kelemahan yang membuat sebagian pengemudi merasa ragu untuk beralih dari mesin 4 silinder ke 3 silinder.

Secara teori, mesin dengan jumlah silinder lebih sedikit memang akan bekerja lebih ringan dan efisien, tetapi konsekuensinya adalah kompromi pada aspek performa dan kenyamanan. Tidak semua pengguna akan merasakan kelemahan ini secara langsung, terutama jika mobil digunakan di jalan perkotaan yang relatif datar dan padat. Namun, bagi mereka yang sering bepergian jauh atau melewati medan berat, kekurangan mesin 3 silinder bisa menjadi cukup terasa.

1. Getaran mesin lebih terasa

Ilustrasi mekanik mengecek kelistrikan mesin mobil (pexels.com/Gustavo Fring)

Salah satu kelemahan paling signifikan dari mesin 3 silinder adalah tingkat getarannya yang lebih tinggi dibanding mesin 4 silinder. Hal ini disebabkan oleh ketidakseimbangan alami pada konfigurasi tiga silinder yang sulit diatasi secara mekanis. Mesin 4 silinder memiliki pasangan piston yang saling menyeimbangkan, sementara pada mesin 3 silinder, hal itu tidak sepenuhnya bisa dicapai. Akibatnya, getaran bisa terasa di kabin, terutama pada putaran mesin rendah.

Beberapa produsen berupaya mengurangi getaran ini dengan menambahkan balance shaft atau peredam getaran tambahan. Namun, solusi tersebut kadang membuat biaya produksi meningkat, dan tetap belum sepenuhnya menghilangkan sensasi kasar saat mesin berputar tinggi.

2. Tenaga dan torsi lebih rendah

Daihatsu Ayla (daihatsu.co.id)

Kelemahan berikutnya adalah tenaga dan torsi yang cenderung lebih kecil dibanding mesin 4 silinder dengan kapasitas yang sama. Mesin 3 silinder memiliki satu silinder lebih sedikit, artinya jumlah ledakan pembakaran dalam satu siklus juga berkurang. Dampaknya, akselerasi terasa lebih lambat, terutama saat mobil membawa beban berat atau melaju di tanjakan.

Beberapa produsen memang sudah menambahkan turbocharger untuk menutupi kekurangan tenaga ini, namun tidak semua mobil 3 silinder dibekali fitur tersebut. Mobil non-turbo biasanya hanya cocok untuk penggunaan ringan di perkotaan, bukan untuk kebutuhan performa tinggi atau perjalanan jarak jauh.

3. Suara mesin lebih kasar

ilustrasi mesin mobil (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Selain getaran dan tenaga, suara mesin 3 silinder juga sering menjadi keluhan. Suara yang dihasilkan cenderung lebih kasar dan “serak” dibanding mesin 4 silinder yang terdengar halus dan stabil. Hal ini karena interval pembakaran pada mesin 3 silinder tidak seimbang, sehingga menghasilkan irama suara yang tidak sehalus konfigurasi genap.

Meski beberapa produsen telah memperbaiki karakteristik suara dengan desain knalpot dan peredam yang lebih baik, perbedaan karakternya tetap bisa dirasakan, terutama saat mobil berakselerasi cepat.

Secara keseluruhan, mesin 3 silinder memiliki keunggulan dalam efisiensi bahan bakar dan bobot yang lebih ringan, tetapi tetap menyimpan kelemahan di aspek kenyamanan dan tenaga. Namun, dengan kemajuan teknologi seperti turbo, injeksi langsung, dan sistem peredam getaran modern, banyak dari kelemahan ini kini bisa ditekan. Bagi pengguna yang lebih mengutamakan efisiensi dan biaya operasional rendah, mobil 3 silinder tetap menjadi pilihan yang menarik.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team