Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi aki mobil (pexels.com/Towfiqu barbhuiya)
ilustrasi aki mobil (pexels.com/Towfiqu barbhuiya)

Intinya sih...

  • Perbedaan sistem aki mobil hybrid dan konvensionalMobil hybrid menggunakan dua sumber tenaga: mesin bensin dan motor listrik. Aki 12 volt pada hybrid biasanya lebih kecil kapasitasnya, sehingga ketika melemah atau habis, sistem hybrid tidak dapat aktif.

  • Apakah benar tidak boleh dijumper?Sebagian besar mobil hybrid masih boleh dijumper, tetapi harus sesuai prosedur pabrikan. Kesalahan seperti memasang kabel langsung ke modul elektrik atau HV battery bisa menyebabkan kerusakan serius.

  • Alternatif aman selain jumper akiPilihan alternatif aman selain melakukan jumper adalah menggunakan jump starter portable yang voltage-nya stabil, lakukan penggantian aki 12 volt saja, atau memanggil layanan b

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Mobil hybrid semakin populer karena efisiensi bahan bakarnya yang tinggi dan teknologinya yang semakin matang. Namun, teknologi yang lebih canggih juga membuat banyak pemilik mobil bertanya-tanya soal perawatan, termasuk apakah aman melakukan jumper aki ketika mobil tiba-tiba tidak bisa menyala. Kekhawatiran ini wajar, mengingat sistem kelistrikan mobil hybrid berbeda dengan mobil konvensional.

Di berbagai forum otomotif, muncul anggapan bahwa aki mobil hybrid tidak boleh dijumper karena bisa merusak komponen elektrik bertegangan tinggi. Ada yang bahkan percaya bahwa kesalahan kecil saat jumper bisa membuat sistem hybrid mati total. Lalu, apakah hal itu benar? Untuk memahami jawabannya, kita perlu melihat bagaimana sistem aki pada mobil hybrid bekerja.

1. Perbedaan sistem aki mobil hybrid dan konvensional

ilustrasi aki mobil (pexels.com/Vladimir Srajber)

Mobil hybrid menggunakan dua sumber tenaga: mesin bensin dan motor listrik. Selain itu, mobil hybrid memiliki dua jenis baterai: baterai tegangan tinggi (HV battery) dan aki 12 volt. Aki 12 volt inilah yang berfungsi menyalakan komputer, sistem kelistrikan ringan, hingga mengaktifkan sistem hybrid sebelum mobil siap berjalan.

Berbeda dengan mobil konvensional, mobil hybrid tidak menggunakan aki 12 volt untuk menghidupkan mesin bensin secara langsung. Karena itu, aki 12 volt pada hybrid biasanya lebih kecil kapasitasnya. Ketika aki ini melemah atau habis, sistem hybrid tidak dapat aktif meski HV battery masih penuh. Inilah alasan banyak orang mengira bahwa melakukan jumper bisa membahayakan.

2. Apakah benar tidak boleh dijumper?

ilustrasi aki mobil (pexels.com/Daniel Andraski)

Faktanya, sebagian besar mobil hybrid masih boleh dijumper, tetapi harus sesuai prosedur pabrikan. Produsen seperti Toyota, Honda, atau Nissan menyediakan titik jumper resmi di bawah kap mesin. Titik jumper ini sudah dirancang agar aman dari komponen bertegangan tinggi.

Masalah muncul ketika pemilik mobil melakukan jumper sembarangan, misalnya memasang kabel langsung ke modul elektrik atau HV battery. Kesalahan seperti itu memang bisa menyebabkan kerusakan serius. Jadi, bukan berarti mobil hybrid tidak boleh dijumper, tetapi tidak boleh dilakukan sembarangan. Mengikuti instruksi di buku manual adalah hal wajib.

Selain itu, penggunaan kabel jumper berkualitas buruk atau pemasangan polaritas terbalik lebih berbahaya pada hybrid dibanding mobil biasa, karena icu (unit kontrol) sangat sensitif terhadap lonjakan arus.

3. Alternatif aman selain jumper aki

ilustrasi melepas aki mobil (freepik.com/tongstocker1987)

Jika pemilik ragu atau kondisi aki 12 volt benar-benar lemah, ada beberapa langkah aman selain melakukan jumper. Pertama, gunakan jump starter portable yang voltage-nya stabil. Alat ini lebih aman karena memberikan arus terkontrol tanpa lonjakan besar. Kedua, jika memungkinkan, lakukan penggantian aki 12 volt saja. Proses ini sederhana dan tidak menyentuh sistem HV.

Pilihan paling aman tentu memanggil layanan bengkel resmi atau emergency road assistance, terutama bila mobil masih garansi. Teknisi memiliki alat khusus dan tahu titik jumper yang benar. Dengan begitu, risiko kerusakan pada sistem hybrid bisa dihindari sepenuhnya.

Pada akhirnya, melakukan jumper pada mobil hybrid bukanlah hal yang terlarang, asalkan dilakukan sesuai panduan. Pemilik mobil cukup memahami sistemnya dan mengikuti prosedur, agar mobil tetap aman dan berfungsi optimal tanpa mengganggu komponen listriknya yang sensitif.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team