Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi pengisian bensin mobil (pexels.com/Andrea Piacquadio)
ilustrasi pengisian bensin mobil (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Intinya sih...

  • Etanol memiliki nilai kalori lebih rendah dibanding bensin murni

  • Pengaruh etanol terhadap mesin modern dan kendaraan lama

  • Dampak positif penggunaan etanol terhadap lingkungan dan program energi berkelanjutan

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Bahan bakar kendaraan saat ini tidak hanya berasal dari minyak bumi murni. Banyak negara, termasuk Indonesia, mulai mencampurkan bensin dengan bioetanol sebagai salah satu langkah menuju energi yang lebih ramah lingkungan. Etanol yang berasal dari bahan nabati seperti tebu, jagung, atau singkong dianggap mampu menurunkan emisi gas buang sekaligus mengurangi ketergantungan pada minyak fosil.

Namun, di sisi lain, muncul pertanyaan yang cukup sering didiskusikan oleh pengguna kendaraan: apakah kandungan etanol dalam bensin justru membuat konsumsi bahan bakar jadi lebih boros? Pertanyaan ini wajar, karena pengendara tentu ingin tahu bagaimana pengaruh etanol terhadap efisiensi mesin sehari-hari.

1. Etanol dan nilai kalori bahan bakar

Illustrasi mengisi bensin mobil (pexels.com/Engin Akyurt)

Salah satu hal penting yang perlu dipahami adalah perbedaan nilai kalori antara bensin murni dengan etanol. Nilai kalori adalah energi yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar. Bensin murni memiliki kandungan energi yang lebih tinggi dibandingkan etanol. Artinya, untuk menghasilkan tenaga yang sama, mesin membutuhkan lebih banyak etanol ketimbang bensin.

Sebagai contoh, etanol murni hanya memiliki sekitar 66–70 persen energi dibandingkan bensin. Itu sebabnya, ketika bensin dicampur dengan etanol (misalnya E10 atau campuran 10 persen etanol), konsumsi bahan bakar bisa meningkat sedikit dibandingkan bensin murni. Jadi, secara teori, kandungan etanol memang dapat membuat kendaraan terasa lebih boros, meski selisihnya tidak selalu besar.

2. Pengaruh pada mesin dan performa

Ilustrasi mekanik mengecek kelistrikan mesin mobil (pexels.com/Gustavo Fring)

Mesin modern yang sudah dilengkapi sistem injeksi elektronik biasanya mampu menyesuaikan diri dengan campuran etanol dalam bensin. Sensor pada mesin akan membaca campuran bahan bakar dan mengatur suplai agar pembakaran tetap efisien. Karena itu, meski konsumsi naik sedikit, performa mesin umumnya tidak terganggu secara signifikan.

Namun, pada kendaraan lama dengan sistem karburator atau mesin yang tidak dirancang untuk bahan bakar bercampur etanol, perbedaan bisa lebih terasa. Konsumsi bisa naik lebih banyak, bahkan ada potensi masalah pada komponen karet dan logam karena etanol memiliki sifat higroskopis (mudah menyerap air). Inilah alasan kenapa beberapa pengguna merasa konsumsi bensin lebih cepat habis saat memakai bahan bakar dengan kandungan etanol tinggi.

3. Efisiensi vs lingkungan

ilustrasi knalpot mobil (vecteezy.com/Khunkorn Laowisit)

Meski konsumsi bahan bakar bisa sedikit lebih boros, ada sisi positif dari penggunaan etanol dalam bensin, yaitu dampak lingkungan yang lebih baik. Etanol berasal dari sumber nabati yang bisa diperbarui, sehingga emisi karbonnya lebih rendah dibanding bensin murni. Selain itu, pencampuran etanol juga mendukung program energi berkelanjutan di banyak negara.

Bagi pengguna kendaraan, selisih konsumsi akibat etanol biasanya tidak terlalu besar, terutama jika hanya dalam campuran rendah seperti E5 atau E10. Yang lebih penting adalah memastikan kendaraan dalam kondisi prima, menggunakan bahan bakar dengan angka oktan yang sesuai, serta melakukan perawatan rutin agar konsumsi tetap efisien. Jadi, meski benar etanol bisa sedikit meningkatkan konsumsi bahan bakar, manfaat lingkungan yang ditawarkan tetap menjadi alasan kuat untuk menggunakannya.

Kesimpulannya, kandungan etanol memang memiliki energi lebih rendah dibanding bensin murni sehingga konsumsi bahan bakar bisa sedikit lebih boros. Namun, dengan mesin modern dan campuran etanol yang wajar, perbedaan tersebut tidak terlalu signifikan. Sebagai gantinya, pengguna mendapat manfaat berupa emisi yang lebih bersih dan kontribusi terhadap penggunaan energi terbarukan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team