Mazda dikenal sebagai merek otomotif Jepang yang memiliki filosofi unik dalam merancang mobil. Sementara banyak kompetitor beralih ke transmisi CVT (Continuously Variable Transmission) untuk alasan efisiensi bahan bakar, Mazda justru mengambil jalan berbeda.
Di Indonesia maupun di pasar global, hampir tidak ada model Mazda yang menggunakan CVT. Sebaliknya, mereka konsisten mengandalkan transmisi otomatis konvensional dengan teknologi SKYACTIV-DRIVE yang diklaim mampu menggabungkan kenyamanan, efisiensi, dan respons lebih baik. Sikap ini sering memunculkan anggapan bahwa Mazda seolah “anti” terhadap CVT.
Benarkah Mazda menolak CVT karena alasan teknis, ataukah ada strategi khusus di balik keputusan tersebut?