Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
illustrasi mengisi angin ban (vecteezy.com/Srinrat Wuttichaikitcharoen)
illustrasi mengisi angin ban (vecteezy.com/Srinrat Wuttichaikitcharoen)

Intinya sih...

  • Nitrogen membuat tekanan ban lebih stabil dan mengurangi risiko kebocoran

  • Stabilitas tekanan ban membantu mengurangi hambatan gulir dan menjaga efisiensi penggunaan bahan bakar

  • Faktor lain seperti gaya mengemudi, beban kendaraan, kondisi mesin, dan kualitas bahan bakar juga mempengaruhi efisiensi BBM

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Bagi banyak pemilik mobil, mengisi angin ban menjadi rutinitas yang sering dilakukan tanpa banyak pertimbangan. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, mulai banyak bengkel dan stasiun pengisian ban yang menawarkan opsi pengisian nitrogen sebagai pengganti udara biasa. Nitrogen disebut-sebut dapat membuat tekanan ban lebih stabil, mengurangi risiko kebocoran, bahkan dipercaya bisa membuat konsumsi bahan bakar lebih efisien. Hal ini tentu menarik perhatian para pengendara yang ingin kendaraannya tetap optimal di jalan.

Meski terdengar meyakinkan, pertanyaan yang muncul adalah, apakah benar nitrogen bisa membuat mobil lebih irit? Sebagian orang menganggap ini hanya strategi pemasaran, sementara sebagian lainnya percaya ada dasar ilmiah yang kuat. Untuk menjawabnya, kita perlu memahami apa yang membuat nitrogen berbeda dari udara biasa, bagaimana pengaruhnya terhadap ban, serta apakah benar ada dampak signifikan terhadap konsumsi bahan bakar. Berikut penjelasan lengkapnya.

1. Perbedaan sifat nitrogen dan udara biasa

ilustrasi mengisi ban (vecteezy.com/Suriyawut Suriya)

Nitrogen memiliki molekul yang lebih besar dibanding oksigen, sehingga cenderung lebih sulit keluar dari pori-pori karet ban. Hal ini membuat tekanan ban yang diisi nitrogen lebih stabil dalam jangka waktu lama. Stabilnya tekanan ban sangat penting untuk mengurangi hambatan gulir dan menjaga efisiensi penggunaan bahan bakar. Selain itu, nitrogen lebih kering karena hampir tidak mengandung uap air, sehingga mencegah terjadinya korosi pada bagian dalam velg.

Berbeda dengan udara biasa yang terdiri dari campuran 78% nitrogen, 21% oksigen, dan sisanya gas lain, udara yang diambil langsung dari kompresor sering mengandung uap air cukup banyak. Uap air ini bisa memengaruhi tekanan ban saat suhu berubah, sehingga tekanan menjadi fluktuatif. Fluktuasi tekanan dapat membuat ban kurang optimal saat bersentuhan dengan permukaan jalan, yang akhirnya bisa menambah konsumsi bahan bakar.

2. Stabilitas tekanan dan dampaknya pada konsumsi BBM

ilustrasi mengisi ban (vecteezy.com/Panuwat Dangsungnoen)

Tekanan ban yang stabil membantu menjaga kontak optimal antara ban dan permukaan jalan. Jika tekanan ban terlalu rendah, hambatan gulir akan meningkat dan mesin perlu bekerja lebih keras, sehingga konsumsi BBM bertambah. Sebaliknya, tekanan yang terlalu tinggi juga dapat mengurangi traksi dan kenyamanan berkendara. Nitrogen yang lebih tahan terhadap perubahan tekanan akibat suhu dapat membantu mempertahankan kondisi ideal ini.

Dalam jangka panjang, ban yang diisi nitrogen memerlukan pengisian ulang lebih jarang karena kebocorannya lebih sedikit. Hal ini menguntungkan, terutama bagi pengemudi yang menempuh jarak jauh secara rutin. Dengan tekanan ban yang selalu terjaga pada level optimal, potensi penghematan bahan bakar menjadi lebih nyata, meskipun selisihnya mungkin tidak terlalu besar untuk semua jenis kendaraan.

3. Faktor lain yang mempengaruhi efisiensi BBM

ilustrasi mengisi ban (vecteezy.com/Srinrat Wuttichaikitcharoen)

Meski nitrogen dapat membantu menjaga tekanan ban, faktor lain juga berperan besar dalam efisiensi bahan bakar. Gaya mengemudi, beban kendaraan, kondisi mesin, dan kualitas bahan bakar turut menentukan seberapa hemat mobil mengonsumsi BBM. Jadi, mengandalkan nitrogen saja tanpa memperhatikan faktor lain kemungkinan besar gak akan memberikan hasil maksimal.

Selain itu, kondisi ban itu sendiri juga penting. Ban yang aus atau memiliki pola tapak tidak merata tetap akan mengurangi efisiensi meski diisi nitrogen. Artinya, nitrogen memang membantu, tapi tetap perlu dibarengi dengan perawatan kendaraan secara keseluruhan agar manfaatnya benar-benar terasa.

4. Apakah layak beralih ke nitrogen?

illustrasi mengisi angin ban (vecteezy.com/Panuwat Dangsungnoen)

Bagi sebagian orang, beralih ke nitrogen bisa menjadi pilihan yang layak, terutama jika sering melakukan perjalanan jauh atau mengutamakan kestabilan tekanan ban. Dengan biaya pengisian yang umumnya lebih tinggi dibanding udara biasa, keputusan ini bergantung pada kebutuhan dan prioritas masing-masing pemilik kendaraan. Beberapa pengemudi merasa manfaat kenyamanan dan keamanan lebih penting dibanding selisih biaya yang dikeluarkan.

Namun, untuk mobil yang digunakan harian dengan jarak tempuh pendek, selisih efisiensi BBM akibat penggunaan nitrogen mungkin terasa sangat kecil. Dalam kasus seperti ini, perawatan ban secara rutin dan pengecekan tekanan lebih sering bisa menjadi alternatif yang sama efektifnya. Jadi, meski nitrogen punya keunggulan, bukan berarti udara biasa gak layak digunakan.

Mengisi ban dengan nitrogen memang memiliki sejumlah keunggulan, terutama pada stabilitas tekanan dan perlindungan velg dari korosi. Tekanan ban yang terjaga bisa membantu mengurangi hambatan gulir, sehingga konsumsi BBM berpotensi lebih efisien. Namun, dampaknya biasanya gak terlalu signifikan jika dibandingkan dengan faktor lain yang memengaruhi efisiensi bahan bakar.

Penggunaan nitrogen bisa menjadi pilihan menarik untuk mereka yang menginginkan kenyamanan dan keamanan tambahan. Meski begitu, perawatan ban dan kendaraan secara keseluruhan tetap menjadi kunci utama agar mobil tetap hemat dan nyaman digunakan. Pada akhirnya, pilihan kembali kepada kebutuhan dan kebiasaan masing-masing pengemudi.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team