Mobil bertransmisi otomatis dengan sistem CVT (Continuously Variable Transmission) dikenal memberikan kenyamanan berkendara karena perpindahan rasio gigi yang halus dan efisien. Namun, ada kebiasaan pengemudi yang kerap menimbulkan perdebatan, yaitu penggunaan kick down. Fitur ini membuat mesin langsung menurunkan rasio dan meningkatkan putaran agar tenaga instan tersedia, terutama saat menyalip atau menanjak. Pertanyaannya, apakah terlalu sering menggunakan kick down benar-benar bisa membuat CVT rusak atau bahkan “rontok”?
Kekhawatiran ini bukan tanpa alasan. CVT bekerja dengan prinsip berbeda dari transmisi otomatis konvensional. Komponennya berupa sabuk baja atau rantai yang bergerak di antara pulley, bukan gigi-gigi mekanis. Sistem ini memang efisien untuk pemakaian normal, tetapi ketika dipaksa bekerja keras terus-menerus dengan kick down, potensi kerusakan bisa meningkat. Untuk memahami risiko sebenarnya, mari kita bahas lebih jauh.