Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi ban mobil (pexels/Javier Balseiro)
Ilustrasi ban mobil (pexels/Javier Balseiro)

Ban merupakan satu-satunya komponen kendaraan yang bersentuhan langsung dengan permukaan jalan, sehingga kondisinya memegang peranan vital dalam menentukan keamanan dan kenyamanan perjalanan. Seiring bertambahnya usia pakai dan jarak tempuh, karet ban akan mengalami penurunan kualitas secara alami akibat paparan panas, kelembapan, serta beban kerja yang berat setiap hari.

Mengabaikan tanda-tanda keausan pada ban dapat berakibat fatal, mulai dari hilangnya daya cengkeram saat pengereman hingga risiko pecah ban secara tiba-tiba di kecepatan tinggi. Oleh karena itu, kemampuan untuk mendeteksi apakah karet ban masih layak digunakan atau sudah memasuki fase wajib ganti menjadi keterampilan dasar yang harus dimiliki oleh setiap pemilik kendaraan guna menghindari kecelakaan yang tidak diinginkan.

1. Memeriksa indikator ketebalan tapak melalui simbol TWI

Ilustrasi ban mobil (Freepik/peoplecreations)

Cara paling teknis dan akurat untuk melihat kelayakan ban adalah dengan memeriksa Tread Wear Indicator (TWI). Simbol ini berupa tonjolan kecil setinggi 1,6 milimeter yang terletak di celah-celah alur ban, biasanya ditandai dengan ikon segitiga kecil pada dinding samping ban. Jika permukaan tapak ban sudah sejajar atau rata dengan tonjolan TWI tersebut, maka ban tersebut sudah dianggap sangat gundul dan kehilangan kemampuan untuk membuang air saat melewati genangan.

Kondisi ban yang sudah menyentuh indikator TWI akan meningkatkan risiko aquaplaning, di mana mobil seolah melayang di atas air dan sulit dikendalikan. Selain aspek keselamatan, ban yang sudah gundul juga melanggar aturan lalu lintas di banyak negara dan dapat mengakibatkan tilang. Penggantian ban sebaiknya dilakukan sebelum tapak benar-benar habis atau ketika kedalaman alur sudah mencapai batas minimal agar performa pengereman tetap optimal, terutama saat menghadapi cuaca hujan yang ekstrem.

2. Mendeteksi kerusakan fisik dan retakan pada dinding ban

Ilustrasi ban mobil (Freepik/Drazen Zigic)

Pemeriksaan kelayakan ban tidak hanya terbatas pada area tapak yang bersentuhan dengan aspal, tetapi juga pada area dinding samping (sidewall). Dinding ban yang sehat harus mulus tanpa ada benjolan, sobekan, atau retakan halus. Jika ditemukan adanya benjolan menyerupai bisul, hal itu menandakan struktur kawat atau benang di dalam ban sudah putus akibat benturan keras dengan lubang atau trotoar. Ban yang "bunting" seperti ini sangat berbahaya karena bisa meledak kapan saja tanpa peringatan.

Selain benjolan, perhatikan juga adanya retakan halus yang menyerupai rambut pada karet ban, yang sering disebut dengan istilah ozone cracking. Retakan ini muncul akibat karet ban yang sudah getas karena terlalu sering terpapar sinar matahari langsung atau sudah melewati batas usia pakai. Karet yang getas kehilangan elastisitasnya, sehingga daya cengkeramnya menurun drastis meskipun alur ban terlihat masih tebal. Jika retakan sudah mulai merata di seluruh bagian samping, penggantian ban adalah keputusan yang tidak bisa ditunda lagi.

3. Memahami batas usia produksi dan masa kedaluwarsa karet

ilustrasi ban mobil (pexels.com/olly)

Banyak pemilik kendaraan yang terjebak dengan tampilan fisik ban yang tampak masih tebal, padahal usia produksinya sudah sangat tua. Karet adalah bahan organik yang memiliki masa kedaluwarsa; umumnya produsen menyarankan penggantian ban setelah melewati usia lima hingga enam tahun sejak tanggal produksi. Setiap ban memiliki kode produksi empat digit pada dindingnya, misalnya "1223", yang berarti ban tersebut diproduksi pada minggu ke-12 tahun 2023.

Setelah melewati usia lima tahun, senyawa kimia di dalam karet ban akan mengeras dan kehilangan sifat traksinya. Hal ini mengakibatkan kenyamanan berkendara berkurang karena ban terasa lebih keras dan suara bising dari jalan masuk ke dalam kabin dengan lebih jelas. Meskipun mobil jarang digunakan dan ban terlihat masih baru, risiko kegagalan struktur internal tetap mengintai jika ban sudah terlalu tua. Melakukan pengecekan rutin pada kode produksi dan kondisi fisik ban secara menyeluruh akan memberikan ketenangan selama di perjalanan serta menjamin keselamatan seluruh penumpang.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team