Pada 1996, General Motors (GM) mulai memasarkan Blazer di Indonesia menggunakan nama anak perusahaannya di Jerman, yakni Opel. Ini agak terdengar aneh mengingat Opel biasa mengeluarkan sedan ketimbang SUV.
Usut punya usut, ini semua merupakan strategi yang dilakukan GM mengingat situasi politik di dalam negeri yang sedang mengalami sentimen 'anti-Amerika Serikat' karena krisis moneter.
Agar produknya tetap laku di Indonesia, GM melabeli Blazer dengan anak perusahaan lain miliknya, yaitu Opel. Hal ini berlanjut hingga tahun 2002, GM mulai menyandang nama depan Chevrolet pada Blazer karena dirasa situasi sudah mulai kondusif.