Fakta Menarik Chevrolet Blazer, Sempat Dikira Bikinan Opel

Jakarta, IDN Times - Sebelum Captiva lahir pada 2007, General Motors sudah lebih dulu memiliki SUV bernama Blazer. Uniknya Blazer dibikin oleh Chevrolet, namun orang Indonesia lebih mengenal mobil ini dengan nama Opel Blazer.
Mobil SUV ini sempat populer pada awal masa reformasi. Bagaimana kabarnya sekarang ya?
1. Sering dikira produk Opel, padahal jelas ini buatan Chevrolet
Pada 1996, General Motors (GM) mulai memasarkan Blazer di Indonesia menggunakan nama anak perusahaannya di Jerman, yakni Opel. Ini agak terdengar aneh mengingat Opel biasa mengeluarkan sedan ketimbang SUV.
Usut punya usut, ini semua merupakan strategi yang dilakukan GM mengingat situasi politik di dalam negeri yang sedang mengalami sentimen 'anti-Amerika Serikat' karena krisis moneter.
Agar produknya tetap laku di Indonesia, GM melabeli Blazer dengan anak perusahaan lain miliknya, yaitu Opel. Hal ini berlanjut hingga tahun 2002, GM mulai menyandang nama depan Chevrolet pada Blazer karena dirasa situasi sudah mulai kondusif.
2. Produksinya melibatkan tiga negara
Ada fakta menarik seputar Blazer. Produksi mobil SUV ini ternyata melibatkan tiga negara sekaligus loh. Mulai dari Jerman, negara asal pabrikan Opel, kemudian mesin 2.200 cc yang dibuat oleh Holden di Australia, dan terakhir tentu saja diberikan sentuhan terakhir di Amerika Serikat. Di Indonesia sendiri, Blazer berhasil bertahan hingga tiga generasi, hingga pada akhir hayatnya pada 2005.
3. Chevrolet Blazer 2019 hadir dengan penyegaran terbaru
Setelah cukup lama hiatus dengan model terbarunya, kini GM telah memberikan penyegaran terbaru pada Blazer dengan desain yang lebih sporty dan elegan. Chevrolet Blazer tipe standar dibekali mesin 2.5 liter inline four bertenaga 193 Hp dan torsi sebesar 255 Nm.
Sementara untuk tipe tertingginya dilengkapi mesin V6 3.6 liter bertenaga 305 Hp dan torsi sebesar 365 Nm. Keduanya dipasangkan dengan transmisi otomatis 9-percepatan berpenggerak semua roda atau All-WheelDrive.