Banyak anjir berkeliaran di jalan menuju Batukaras (IDN Times/Fadhliansyah)
Setelah melewati jalur alternatif dengan kondisi jalan yang lumayan rusak dan panjang di kawasan Ciemas, kami kembali ke Jalur Pansela yang lebar dan mulus di Cikaso. Namun kondisi tiba-tiba berubah saat kami tiba melintasi perkebunan teh Cikaso.
Jalan di perkebunan teh Cikaso ini sebenarnya indah dan cantik. Sebab jalan tersebut membelah dua perkebunan teh dengan view yang sangat memanjakan mata. Hanya saja, sebagian besar jalan di sana berlubang dan berpasir.
Ini tentu saja membuat kami harus ekstra hati-hati saat melewatinya. Selain biar kaki-kaki kendaraan enggak cepat rusak, juga menghindari ban kehilangan traksi di jalan berpasir. Tapi enggak usah khawatir, karena kami melihat ada beberapa perbaikan jalan yang sedang dilakukan.
Setelah lepas dari jebakan lubang di perkebuanan teh Cikaso, kami langsung gas ke Sindangbarang sampai Pameungpeuk. Sepanjang jalan diwarnai tanjakan dan turunan terjal dan banyak sekali tikungan yang tajam. Sebab jalur ini melintasi berbagai bukit dan hutan, salah satunya Hutan Sancang.
Hutan Sancang berlokasi di Kabupaten Garut. Hutan ini konon hutan terangker di Jalur Pansela, khususnya di wilayah Jawa Barat. Cerita yang beredar menyebutkan Raja Pajajaran, Prabu Siliwangi, menghilang di hutan ini.
Sebelum memasuki Hutan Sancang, kami sempat mengisi bensin di Pertashop. Saat itu pemilik Pertashop menggoda kami. "Ini malam Jumat, lho. Berani lewat Hutan Sancang? Kalau berani jangan ragu-ragu," katanya.
Saat itu jarum jam menunjukkan pukul 22.40 WIB. Sudah hampir tengah malam. Malam Jumat pula. Agak takut, sih. Tapi kami memutuskan untuk gas terus. Untungnya tidak ada kejadian ganjil, hanya saja suasana di sepanjang jalan sangat sepi.
Selama sekitar 40 menit melintasi hutan tersebut kami hanya berpapasan dengan satu-dua kendaraan. Sepinya benar-benar menyiksa. Selain itu tikungan dan tanjakan serta turunan di Hutan Sancang juga sangat tajam dan terjal, membuat mata pengendara harus selalu waspada.
Kami juga menemui banyak anjing berkeliaran di sepanjang jalur menuju Pamengpeuk. Anjing-anjing ini berada di pinggir jalan raya, bahkan banyak juga anjing yang sedang kongkow di tengah jalan.
Keberadaan anjing-anjing ini sangat membahayakan pengendara dan anjing itu sendiri. Sebab, saat malam, keberadaan anjing-anjing tersebut sering tak terdeteksi sehingga sangat mungkin mengejutkan pengendara. Apalagi kondisi jalan juga gelap karena minimnya lampu.
Satu lagi yang harus diperhatikan saat melaju dari Pameungpeuk menuju Batukaras adalah banyaknya jembatan. Kami tak sempat menghitung berapa banyak jumlah persisnya, kemungkinan bisa belasan atau bahkan lebih.
Jembatan tersebut rata-rata cukup panjang, sekitar 100-200 meter. Beberapa jalan cukup lebar dan kokoh, sementara beberapa lainnya begitu sempit sehingga mobil yang melewatinya harus bergantian. Jembatan-jembatan yang sempit ini berpotensi menimbulkan kemacetan saat mudik nanti.