Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IMG_5327.jpeg
Impresi menyetir BYD Atto 1 (IDN Times/Fadhliansyah)

Intinya sih...

  • Pengetesan di luar kota: Test drive dilakukan dari Yogyakarta-Solo-Semarang dengan jarak tempuh sekitar 67 km, mobil memiliki dimensi yang cocok untuk penggunaan di perkotaan.

  • Impresi berkendara: Meskipun kecil, mobil ini nyaman dikendarai dengan pengendalian dinamis dan setir ringan, dilengkapi dengan tiga mode berkendara yaitu Eco, Normal, dan Sport.

  • Berkendara di jalan tol: Mobil ini dibekali motor listrik bertenaga maksimum 55 kW atau setara 74 dk dengan torsi puncak 135 Nm, cocok untuk digunakan di perkotaan maupun luar kota.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Kehadiran BYD Atto 1 di ajang GAIKINDO Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2025) berhasil mencuri perhatian para pengunjung sepanjang pameran. Sebagai model terbaru dari BYD yang menyasar segmen mobil listrik kompak, Atto 1 tampil dengan desain modern, dimensi mungil namun proporsional, serta fitur-fitur canggih yang menggoda rasa penasaran publik.

Antusiasme terhadap mobil ini menunjukkan tingginya minat masyarakat Indonesia terhadap kendaraan listrik yang praktis, efisien, dan ramah lingkungan. Kehadirannya sekaligus memperkuat posisi BYD sebagai pemain serius di pasar otomotif Tanah Air, terutama dalam kategori EV (electric vehicle) yang terus berkembang.

Beberapa minggu setelah resmi diluncurkan di Indonesia, PT BYD Motor Indonesia mengajak sejumlah jurnalis otomotif, termasuk IDN Times, untuk merasakan langsung performa Atto 1 melalui sesi test drive khusus. Kegiatan ini menjadi ajang pembuktian sekaligus sarana edukasi bagi media untuk mengenal karakter mobil listrik mungil tersebut, mulai dari kenyamanan kabin, akselerasi, hingga efisiensi baterai.

Seperti apa sih impresi mengendarai BYD Atto 1?

1. Pengetesan di luar kota

BYD Atto 1 Dynamic (IDN Times/Fadhliansyah)

Kegiatan test drive BYD Atto 1 berlangsung pada 14–15 Agustus 2025, dengan rute menantang yang menghubungkan Yogyakarta–Solo–Semarang. Acara ini dirancang untuk menguji performa dan efisiensi mobil listrik kompak tersebut di berbagai kondisi jalan khas Jawa Tengah, mulai dari jalur perkotaan yang padat hingga jalan antar-kota yang lebih terbuka.

IDN Times berkesempatan mencoba langsung mobil ini di etape pertama, yakni dari Yogyakarta menuju Solo sejauh sekitar 67 kilometer. Melalui perjalanan ini, BYD ingin menunjukkan bagaimana kemampuan Atto 1 dalam hal kenyamanan, akselerasi, serta konsumsi daya listrik di rute harian yang umum ditemui pengguna di Indonesia.

Saat pertama kali melihat BYD Atto 1, tim IDN Times langsung dibuat terpukau oleh tampilannya yang modern namun tetap sporty. Desain eksteriornya memadukan garis-garis tegas dengan proporsi yang dinamis, menciptakan kesan futuristik tanpa meninggalkan unsur elegan. Dengan dimensi panjang 3.925 mm, lebar 1.720 mm, tinggi 1.590 mm, dan jarak sumbu roda 2.500 mm, mobil ini terasa sangat pas untuk manuver di jalan perkotaan yang sempit maupun padat. Ukurannya yang ringkas menjadikannya ideal bagi pengendara muda atau keluarga kecil yang menginginkan kendaraan listrik praktis namun tetap bergaya.

2. Impresi berkendara

Desain dashboard BYD Atto 1 (IDN Times/Fadhliansyah)

Meskipun berukuran kompak, BYD Atto 1 tetap menawarkan kenyamanan kabin yang layak diapresiasi. Bagi IDN Times yang memiliki tinggi badan 181 cm, posisi duduk di balik kemudi masih terasa lega dan ergonomis, terutama setelah melakukan penyesuaian pada jok serta setir yang bisa diatur ketinggiannya.

Pandangan ke depan juga cukup lapang berkat desain pilar yang tidak terlalu tebal dan kaca depan yang lebar. Hal ini membuat pengemudi dapat menikmati posisi berkendara yang ideal, baik untuk perjalanan jarak dekat maupun perjalanan antar-kota seperti Yogyakarta–Solo. Secara keseluruhan, Atto 1 menunjukkan bahwa ukuran kecil tidak selalu berarti kompromi terhadap kenyamanan.

Dari sisi pengendalian, Atto 1 tampil cukup mengesankan. Setirnya terasa ringan dan responsif, memberikan rasa percaya diri saat bermanuver di jalan sempit atau ketika parkir di area padat. Karakter suspensinya juga cenderung stabil, membuat mobil ini terasa lincah tanpa kehilangan kenyamanan.

Salah satu detail menarik yang mencuri perhatian adalah posisi tuas perseneling yang diletakkan di konsol tengah bagian atas—sebuah penempatan yang tidak lazim, karena area tersebut biasanya digunakan untuk panel pengaturan AC. Desain ini bukan hanya unik, tetapi juga memberi kesan futuristik sekaligus mempertegas pendekatan fungsional BYD dalam mengoptimalkan ruang kabin.

3. Berkendara di jalan tol

Pengetesan dilakukan di luar kota (IDN Times/Fadhliansyah)

Mobil yang dibangun di atas e-Platform 3.0 ini dibekali dengan motor listrik bertenaga maksimum 55 kW atau setara 74 dk dengan torsi puncak 135 Nm. Dengan motor listrik tersebut, mobil ini diklaim dapat dipacu hingga kecepatan 130 kilometer per jam

BYD Atto 1 memiliki tiga mode berkendara, yaitu Eco, Normal dan Sport. Saat di jalan tol, IDN Times pun mencoba mode Sport untuk memacu mobil ini lebih cepat. Rasanya memang tenaga dari motor listriknya masih sangat mumpuni untuk di jalan tol, dengan kondisi muatan tiga penumpang.

Tapi yang harus diingat, mobil ini punya ukuran yang kompak, sehingga masih terasa cukup limbung ketika kecepatan mobil menyentuh angka 100 kilometer per jam ke atas. Jadi kesimpulan menurut IDN Times, BYD Atto 1 merupakan mobil listrik yang sangat pas untuk perkotaan maupun luar kota sekalipun.

Mengingat mobil ini tersedia dalam pilihan jarak tempuh 300 km dan 380 km, dengan dukungan pengecasan DC fast charging model CCS2.

4. Begini rasanya duduk di jok belakang BYD Atto 1

IMG_5367.jpeg Legroom jok baris kedua BYD Atto 1 (IDN Times/Fadhliansyah)

Selain mencoba posisi pengemudi, IDN Times juga menyempatkan diri untuk duduk di jok baris kedua BYD Atto 1 guna menguji kenyamanan penumpang belakang. Hasilnya cukup mengejutkan, karena meski mobil ini tampak ringkas dari luar, ruang kabinnya tetap terasa lega dan proporsional.

Dengan posisi kursi pengemudi diatur untuk orang bertinggi 165 cm, penulis yang memiliki tinggi 181 cm masih bisa duduk dengan nyaman tanpa merasa sempit. Posisi duduk juga cukup ergonomis, dengan sudut sandaran yang pas untuk menopang punggung, sehingga perjalanan jarak menengah tetap terasa rileks dan tidak cepat melelahkan.

Dari segi legroom atau ruang kaki, Atto 1 masih menyisakan jarak sekitar empat ruas jari antara lutut dan jok depan, menunjukkan efisiensi tata ruang yang baik untuk mobil sekelasnya. Sementara itu, headroom atau ruang kepala juga masih memadai, tersisa sekitar dua hingga tiga jari, menandakan desain atap yang cukup tinggi dan tidak menekan posisi duduk.

Kombinasi ruang kaki dan kepala ini menjadikan baris kedua Atto 1 nyaman untuk dua orang dewasa, sekaligus menunjukkan bagaimana BYD mampu memaksimalkan ruang interior tanpa mengorbankan dimensi eksterior yang kompak dan lincah di jalanan kota.

5. Kekurangan di Jok belakang BYD Atto 1

Terdapat ruang penyimpanan di konsol tengah bagian belakang (IDN Times/Fadhliansyah)

Pada jok baris kedua BYD Atto 1 varian Dynamic yang dicoba oleh IDN Times, ternyata fasilitas untuk penumpang masih cukup terbatas. Mobil ini belum menyediakan fitur penting seperti port pengecasan smartphone, yang kini sudah menjadi standar di banyak kendaraan modern, bahkan di kelas kompak sekalipun.

Di area baris belakang hanya tersedia beberapa kompartemen penyimpanan berukuran sedang yang bisa digunakan untuk menaruh botol minum, dompet, atau barang kecil lainnya. Meskipun material dan desain interiornya terasa solid serta rapi, ketiadaan fitur konektivitas sederhana seperti colokan USB membuat pengalaman penumpang belakang terasa kurang maksimal, terutama untuk perjalanan jarak jauh.

Menurut pandangan IDN Times, keberadaan port pengecasan smartphone di baris kedua sangat penting demi menunjang kenyamanan penumpang. Dalam era digital seperti sekarang, hampir semua orang mengandalkan ponsel untuk navigasi, hiburan, hingga komunikasi, sehingga kemampuan untuk mengisi daya selama perjalanan menjadi kebutuhan mendasar.

Jika fitur ini hadir, tentu akan menambah nilai fungsional Atto 1, apalagi mobil listrik identik dengan teknologi canggih dan efisiensi. Oleh karena itu, ke depan BYD mungkin bisa mempertimbangkan penambahan fitur tersebut agar pengalaman berkendara, baik bagi pengemudi maupun penumpang, menjadi lebih lengkap dan sesuai dengan ekspektasi pasar Indonesia.

Editorial Team