ilustrasi Mercedes-Benz W126 (pexels.com/Vitali Adutskevich)
Dibalik segudang kelebihannya, mobil Eropa juga memiliki kekurangan yang tak jarang membuat calon pembeli berpikir dua kali. Berikut ini kekurangan mobil Eropa:
Mobil Eropa umumnya memiliki konsumsi bahan bakar yang lebih boros. Hal tersebut karena mobil Eropa banyak menggunakan penggerak roda belakang (RWD) atau penggerak empat roda (AWD).
Tak hanya itu, demi mengejar performa mobil Eropa juga banyak yang menggunakan mesin berkapasitas besar dengan turbo. Bobot mobil yang berat akibat banyaknya sensor dan bodi yang kokoh juga menjadi alasan.
- Ketersediaan sparepart langka dan mahal
Ketersediaan sparepart mobil Eropa lebih sedikit dan mahal dibandingkan pabrikan Jepang. Komponen yang rumit karena banyaknya elektronik seperti sensor menjadi penyebabnya.
Tak sedikit pula mobil Eropa yang masuk ke Indonesia dalam keadaan build-up. Hal tersebut juga jadi penyebab mahalnya sparepart mobil Eropa.
Struktur mesin dan penggerak yang rumit menjadikan biaya perbaikan mobil Eropa mahal. Tak hanya itu, satu kesalahan saat memperbaiki mobil dapat menimbulkan kerusakan pada komponen lain.
- Harga mobil Eropa cenderung mahal
Banyaknya penyematan fitur dan teknologi canggih harus dibayar konsumen dengan harga mahal. Sebagai patokan, mobil paling murah yang dijual BMW pada 2025 adalah BMW 218i Gran Coupe M Sport. Dilansir BMW Store, BMW 218i Gran Coupe M Sport dijual dengan harga Rp935 juta on-the-road.
Nah, itulah penjelasan mengenai kelebihan dan kekurangan mobil Eropa. Kalau kamu gimana, lebih suka mobil pabrikan Eropa atau Jepang, nih?
Penulis: Muhammad Rizki Imami