Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi mencuci mobil
ilustrasi mencuci mobil (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Intinya sih...

  • Mencuci mobil saat panas atau setelah hujan bisa memperparah potensi karat

  • Menyeluruh mengeringkan mobil untuk mencegah air tertinggal di celah-celah kecil yang bisa memicu karat

  • Penggunaan sabun atau shampo mobil yang kurang tepat dapat merusak lapisan pelindung cat dan mempercepat proses oksidasi

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Menjaga bodi mobil tetap bersih memang jadi kebiasaan banyak pemilik kendaraan. Rasanya menyenangkan ketika mobil terlihat kinclong, bebas debu, dan siap diajak jalan kapan pun. Namun, banyak yang heran ketika mobil yang rutin dicuci justru muncul bintik-bintik karat di bodinya. Padahal, logikanya mobil yang rajin dicuci seharusnya lebih awet dan terhindar dari korosi, bukan sebaliknya.

Fenomena ini memang agak membingungkan di permukaan, tapi kalau ditelusuri lebih dalam, penyebabnya cukup masuk akal. Karat terbentuk karena reaksi kimia antara logam, oksigen, air, dan proses ini bisa makin cepat kalau perawatan cuci mobil dilakukan dengan cara yang salah. Jadi, bukan seberapa sering mobil dicuci, melainkan bagaimana cara mencucinya yang menentukan apakah bodi mobil akan tahan lama atau justru cepat berkarat.

1. Terlalu sering dicuci saat panas atau setelah hujan

ilustrasi mencuci mobil (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)

Banyak orang mencuci mobil tepat setelah kehujanan karena ingin menghilangkan noda air hujan secepat mungkin. Padahal, mencuci mobil saat bodi masih panas atau baru saja terkena hujan bisa memperparah potensi karat. Air hujan mengandung zat asam dan partikel polutan yang bisa menempel kuat di pori-pori cat. Ketika air sabun dan air hujan bercampur, reaksi kimia bisa mempercepat korosi pada lapisan logam.

Selain itu, suhu panas membuat air sabun menguap terlalu cepat, meninggalkan residu mineral di permukaan bodi. Residu ini dapat merusak lapisan pelindung cat dan membuka jalan bagi oksigen serta kelembapan untuk bereaksi dengan logam di bawahnya. Akibatnya, karat bisa mulai muncul di area kecil tanpa disadari, terutama di bagian bawah pintu dan sudut fender.

2. Tidak mengeringkan mobil secara menyeluruh

ilustrasi mengelap mobil (pexels.com/Mehmet Turgut Kirkgoz)

Bodi mobil yang terlihat bersih setelah dicuci belum tentu aman dari karat jika tidak dikeringkan dengan benar. Air yang tertinggal di celah-celah kecil seperti di bawah list kaca, di sela pintu, atau di rongga baut bisa memicu karat. Apalagi jika air tersebut bercampur dengan sabun atau kotoran mikro yang masih tersisa. Proses penguapan alami memang akan mengeringkan air, tapi meninggalkan endapan mineral yang bisa merusak cat secara perlahan.

Mengeringkan mobil sebaiknya dilakukan dengan kain microfiber yang lembut dan benar-benar kering. Jangan hanya mengelap bagian yang terlihat, tapi juga sela-sela kecil yang sering terlewat. Jika mobil disimpan di tempat lembap atau tertutup rapat setelah dicuci tanpa pengeringan menyeluruh, uap air bisa terperangkap dan menyebabkan kondensasi di bodi bagian dalam, yang akhirnya menimbulkan karat tersembunyi.

3. Sabun atau shampo mobil yang kurang tepat

ilustrasi mencuci mobil (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Tidak semua sabun cocok untuk mencuci mobil. Beberapa sabun atau deterjen rumah tangga mengandung bahan kimia keras seperti alkali tinggi yang bisa mengikis lapisan pelindung cat. Saat lapisan pelindung mulai menipis, air dan oksigen lebih mudah menembus permukaan logam, mempercepat proses oksidasi dan pembentukan karat. Banyak orang mengira busa yang melimpah berarti sabunnya bagus, padahal justru bisa menandakan kadar kimianya terlalu kuat.

Penggunaan shampo khusus mobil dengan pH netral sangat disarankan karena aman untuk cat dan lapisan pelindung. Produk semacam ini menjaga kelembapan cat tetap seimbang dan tidak merusak coating atau wax. Jadi, mencuci mobil dengan sabun yang salah bisa lebih berbahaya daripada tidak mencucinya sama sekali, terutama untuk jangka panjang.

4. Tidak menambahkan lapisan pelindung setelah pencucian

ilustrasi mencuci mobil (unsplash.com/Erik Mclean)

Mencuci mobil saja tidak cukup kalau tidak diikuti dengan perawatan lanjutan seperti waxing atau coating. Setelah dicuci, lapisan pelindung alami cat mobil biasanya ikut terangkat sedikit demi sedikit. Tanpa lapisan penghalang tambahan, permukaan bodi menjadi lebih rentan terhadap air, kotoran, dan sinar UV. Inilah yang membuat karat lebih mudah muncul meskipun mobil terlihat selalu bersih.

Lapisan wax atau coating berfungsi seperti perisai tipis yang melindungi cat dari oksidasi. Ia juga membantu air agar tidak menempel terlalu lama di permukaan, sehingga mengurangi peluang karat terbentuk. Selain itu, mobil yang diberi lapisan pelindung akan terasa lebih halus dan kilapnya lebih tahan lama, menjadikannya bukan hanya enak dipandang, tapi juga lebih terlindungi dari bahaya korosi jangka panjang.

Mobil yang sering dicuci belum tentu bebas karat jika perawatannya tidak dilakukan dengan cara yang benar. Setiap langkah, mulai dari waktu mencuci, jenis sabun yang digunakan, hingga proses pengeringan dan perlindungan akhir, punya pengaruh besar terhadap daya tahan bodi. Karat sering kali muncul diam-diam dan baru terlihat ketika sudah parah.

Merawat mobil bukan sekadar menjaga tampilannya tetap bersih, tapi juga melindungi struktur logamnya dari ancaman korosi. Dengan mencuci dan merawat secara tepat, mobil bisa tetap awet, mengilap, dan bebas dari bintik karat yang mengganggu. Lebih baik sedikit repot saat mencuci daripada harus menyesal karena bodi mobil mulai berkarat terlalu cepat.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team