Cukup menjawab, bukan? Nah, sebelum memilih mobil ini jadi partner harianmu, ketahui juga dulu kelebihan dan kekurangannya, apalagi jika kamu tertarik membeli mobil listrik BYD ini.
Kelebihan BYD Atto 1
Atto 1 hadir dengan harga mulai sekitar Rp195 juta untuk varian Dynamic dan Rp235 juta untuk versi Premium. Dengan harga tersebut, kamu sudah dapat membeli mobil listrik penuh fitur yang biasanya hanya ditemui pada mobil pada kelas lebih mahal. Jadi, kalau kamu mencari EV entry-level, Atto 1 jelas jadi pilihan menarik.
Desain Atto 1 digarap oleh Wolfgang Egger, mantan desainer Audi dan Lamborghini. Tidak heran jika tampilan mobil ini cukup keren, futuristik, dan tidak terlihat murahan.
Salah satu kebanggaan BYD adalah teknologi Blade Battery. Baterai ini lebih tahan panas, awet, dan aman dibanding baterai EV biasa. Kamu jadi tidak perlu khawatir soal risiko kebakaran atau penurunan performa cepat.
Varian Dynamic dengan baterai 30 kWh bisa menempuh sekitar 300 km, sedangkan tipe Premium hadir berbaterai 38,8 kWh yang bisa sampai 380 km. Untuk kebutuhan harian di kota, jarak ini bisa dibilang lebih dari cukup.
BYD Atto 1 mendukung pengisian AC 6,6 kW dan fast charging DC hingga 40 kW. Artinya, kamu bisa isi daya lebih cepat di SPKLU. Selain itu ada pula fitur Vehicle-to-Load (V2L) yang memungkinkan mobilmu jadi sumber listrik portable.
Dengan wheelbase 2,5 meter, kabin Atto 1 terasa lega untuk ukuran city car. Fitur modern seperti layar digital, Apple CarPlay, Android Auto, wireless charger, NFC key, sampai 6 airbag juga sudah tersedia. Untuk varian Premium bahkan ada tambahan jok elektrik dan fitur keamanan lebih lengkap, lho.
Bayangkan, mengisi penuh baterai Atto 1 di rumah hanya butuh sekitar Rp60 ribu. Menariknya lagi, biaya perawatan juga lebih murah dibanding mobil bensin karena tidak ada oli mesin atau radiator yang perlu dicek rutin.
Bagasi 230 liter pada mobil ini klaimnya untuk menampung tiga tas besar. Kalau kursi belakang dilipat, kapasitasnya bahkan bisa mencapai 930 liter.
Kekurangan BYD Atto 1
Meskipun cukup untuk harian, jarak tempuh 300—380 km masih terasa kurang, apalagi kalau kamu sering bepergian antar kota. Ditambah lagi, infrastruktur charging di Indonesia juga belum merata.
Kalau kamu memilih varian Dynamic, ada beberapa fitur yang tidak tersedia, seperti jok elektrik. Jadi, kamu harus pertimbangkan budget dan kebutuhan sebelum memilih variannya.
Beberapa review menyebut bahwa material interior Atto 1 masih terasa sederhana, tidak semewah mobil Eropa. Jadi, buat kamu yang mengutamakan kualitas kabin, mungkin perlu sedikit kompromi.
Mengingat belum diproduksi lokal, ketersediaan unit bisa inden dan suku cadang butuh waktu impor. Oleh karena itu, jika ada perbaikan kamu mungkin akan sedikit kerepotan.
Akselerasi Atto 1 memang responsif di kecepatan rendah, tapi di atas 80 km/jam tenaga mulai terasa menurun. Jadi, mobil ini bisa dibilang lebih cocok untuk penggunaan di dalam kota, bukan untuk ngebut di jalan tol.
Untuk tiga orang dewasa, baris kedua mobil terasa agak sempit, terutama untuk perjalanan jauh. Untuk itu, Atto 1 disebut lebih ideal dipakai keluarga kecil atau sebagai mobil kedua.
Nah, itulah jawaban kenapa BYD Seagull berubah jadi BYD Atto 1. Perubahan ini bukanlah karena masalah teknis atau perbedaan spesifikasi, melainkan murni soal strategi branding agar lebih mudah dikenali konsumen. Semoga menjawab, ya!