ilustrasi bengkel tempat servis kaki-kaki mobil (pexels.com/cottonbro studio)
Per (coil spring) menentukan seberapa “berat” suspensi bergerak. Jika per diganti dengan tipe lebih keras, dipotong, atau memakai lowering spring tanpa pasangan yang tepat, mobil akan terasa kaku meski shock masih sehat. Top mount (mounting shock) juga penting: kalau bearing/top mount macet atau karetnya pecah, gerak suspensi jadi tidak mulus dan terasa menghentak.
Geometri roda yang tidak tepat—misalnya toe dan camber melenceng—bisa membuat roda “melawan” permukaan jalan sehingga muncul rasa keras dan getaran. Beban juga sering dilupakan: mobil yang sering membawa muatan, aksesori berat (roof rack, audio, pelat baja), atau pelek-ban lebih berat meningkatkan unsprung weight sehingga guncangan lebih mudah terasa. Bahkan tekanan karet bumper suspensi (bump stop) yang sudah menua bisa membuat suspensi cepat mentok, sehingga terasa keras seperti “pukul” di akhir langkah.
Kesimpulannya, suspensi keras belum tentu shockbreaker rusak. Mulailah dari yang paling mudah: cek tekanan ban dan ukuran profil, lalu inspeksi bushing/link/mounting, baru menilai per, geometri, dan beban. Dengan urutan ini, kamu bisa hemat biaya dan lebih cepat ketemu biang masalahnya.