Wuling Alvez (Dok. Wuling Motors Indonesia)
Dari bandara Malang, kami bergerak menuju ke Rockhills Bistro & Cafe di Kota Batu, Malang. Perjalanan menyusuri jalur nontol, meliuk-liuk melintasi jalan-jalan sempit di Kota Malang.
Ketangguhan Alvez mulai diuji di jalanan sedikit menanjak menuju Kota Batu. Tapi untuk sekelas mobil bermesin bensin berkapasitas 1.485 cc 4 silinder DVVT DOHC, Alvez masih ngacir.
Sekitar satu jam perjalanan dari bandara Malang, akhirnya kami tiba di tujuan pertama, Rockhills Bistro & Cafe. Di sini kami menyantap makan siang sekaligus istirahat sejenak. Dan tak lupa mengabadikan momen bersama Alvez dengan latar bangunan kafe yang unik.
Sekitar pukul 13.30 WIB, kami melanjutkan perjalanan menuju Kota Kediri, dengan tujuan Restoran Keboen Rodjo. Kami berkesempatan merasakan pengalaman berkendara yang menyenangkan, melintasi jalur pegunungan dengan mobil bertransmisi CVT yang memiliki pilihan mode transmisi manual 6-percepatan.
Fitur electric sunroof Alvez memanjakan kami untuk menikmati pemandangan bukit-bukit yang dipenuhi pepohonan yang menjulang ke langit. Dengan fitur open/close air, kami juga bisa menikmati udara sejuk pegunungan tanpa harus membuka jendela dan pendingin udara tetap aktif.
Di jalur pegunungan ini, kami juga sempat merasakan fitur yang sempat membuat jantung kami berdebar. Saat itu kondisi jalan menurun, tiba-tiba ada rombongan bus dari arah berlawanan dengan kecepatan lumayan tinggi, hingga nyaris menyudul moncong Alves yang kami tumpangi. Saat itu pula mobil mendadak mengerem otomatis dengan dukungan fitur keselamatan Automatic Emergency Braking, dan dengan gesit rekan kami yang mengemudi lekas banting setir ke kiri.
Tak hanya kesejukan udara dan panorama yang memukau, kami juga dimanjakan dengan fitur Hill Hold Control (HHC) yang membantu pengereman otomatis saat mobil berhenti mendadak di jalan menanjak. Jadi kaki pengemudi auto nyaman. Ditambah lagi dengan fitur pendingin ruangan yang bisa disetel beberapa arah. Mulai dari bagian bawah kaki, tengah, hingga atas, sehingga dinginnya merata.
Smart technologi Alvez juga kami rasakan sepanjang perjalanan dengan memutar musik yang sudah terkoneksi dengan handphone. Tapi jangan kaget ya kalau sedang asyik mendengarkan musik, tiba-tiba ada telepon masuk menawarkan kartu kredit.
Ada lagi pengalaman unik saat kami ngobrol santai dalam perjalanan melintasi pegunungan menuju Kediri. Salah satu rekan kami ada yang bertanya, apakah harga Wuling Alvez bekas akan jatuh saat dijual kembali? Lucunya, pertanyaan itu terekam fitur smart technology, yang sudah dilengkapi Wuling Indonesia Command (Wind).
"Maaf, tolong diulang lagi pertanyaannya. Saya tidak tahu, saya bingung," jawab Alvez, membuat kami spontan berempat ngakak.
"Sebenarnya sih tergantung pasar ya, selama market demand tinggi harga gak bakal jatuh sih," jawab teman saya, serius, sambil mengemudikan Alvez.
Kenyamanan Alvez membuat kami tak terasa dalam perjalanan. Pukul 16.00 WIB akhirnya kami tiba di Kota Kediri, titik tujuan kami Restoran Keboen Rodjo yang terletak persis di depan pabrik Gudang Garam yang begitu luas. Jamur goreng, tahu goreng, hingga minuman segar serta dibumbui guyonan cerita soal perjalanan, menjadi suguhan paling nikmat untuk menemani senja dan melepas lelah.
Sekitar satu jam beristirahat, kami kembali melanjutkan perjalanan menuju Solo. Rencana awal untuk melintasi jalur nontol, berubah. Kami akhirnya melalui jalur tol karena waktu sudah hampir gelap. Tapi sebelum masuk tol, kami sempat terputus dari rombongan karena terhalang truk parkir. Sebagian mobil di belakang sempat tersesat di sebuah perkampungan. Beruntung, lagi-lagi fitur Wuling Remote Control App: vehicle positioning dan online navigation, membantu kami segera menemukan rangkaian rombongan meski hari sudah gelap.
Sebelum melanjutkan perjalan menuju gerbang Tol Madiun, kami beristirahat sejenak di SPBU, karena teman-teman kami ada yang ingin buang air kecil. Jalanan sempit dan bergelombong serta gelap juga sempat mewarnai perjalanan kami sebelum memasuki jalan tol.
Selama dalam perjalanan di jalan tol, fitur keselamatan Alvez selalu berbunyi, mengingatkan kecepatan kami jika melebihi 100 km/jam. Fitur ADAS melalui layar kemudi juga selalu menampilkan gambar kendaraan di depannya, yang mengingatkan kita agar lebih berhati-hati jika ingin menyalip. Kami sempat berhenti sejenak di rest area untuk mengisi ulang kartu pembayaran tol.
Dengan kecepatan rata-rata 100 km per jam di jalan tol, akhirnya kami tiba di Solo sekitar pukul 22.30 WIB. Dari data yang kami cek di layar TFT full color 7 inci Multi-instrumen Display itu, terlihat rata-rata Alves menghabiskan bensin 1 liter per 18 km di jalan nontol dan 1 liter per 19 km untuk jalan tol.
Di Kota Solo, kami menikmati makan malam di A&M Co yang menawarkan konsep one stop dining experience. Perjalanan hari pertama pun ditutup dengan beristirahat di Swiss-Belhotel Solo.
Pada hari kedua, kami melakukan perjalanan dengan destinasi De Tjolomadoe. Museum pabrik tebu era kolonial Belanda. Di tempat tersebut kami diajak belajar sejarah, terutama bagaimana mengolah tebu menjadi gula.
Kita juga diajak seru-seruan. Sebelum santap siang kami diajak berlomba membungkus masakan khas Semarang, Lumpia basah. Usai makan siang, kami melanjutkan rute ke titik akhir dari All at Once Driving Experience batch pertama ini di Bandar Udara Internasional Adi Soemarmo untuk kembali ke Jakarta. Total jarak tempuh dari Malang ke Solo sejauh 330 km.