Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi sunroof mobil
ilustrasi sunroof mobil (pexels.com/Gustavo Fring)

Intinya sih...

  • Mitos: ADAS bisa membaca semua kondisi jalanADAS bekerja berdasarkan data sensor, bukan insting manusia. Sensor bisa terganggu oleh hujan, kabut, atau marka yang pudar.

  • Fakta: ADAS punya banyak keterbatasan teknisADAS bergantung pada perangkat keras dan algoritma yang belum sempurna. Intervensi manusia sangat dibutuhkan dalam situasi tertentu.

  • Mitos: ADAS bisa mencegah semua kecelakaanADAS hanya alat bantu, tidak pengganti kewaspadaan. Sistem tidak bisa mengantisipasi semua perilaku pengguna jalan lain.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Fitur ADAS semakin populer di mobil-mobil modern dan membuat banyak orang merasa berkendara jadi lebih mudah. Teknologi seperti adaptive cruise control, lane keeping assist, dan automatic emergency braking sering dianggap mampu bekerja sempurna tanpa campur tangan manusia. Padahal, pemahaman ini tidak sepenuhnya benar dan justru bisa berbahaya jika disalahartikan. ADAS memang membantu, tetapi tidak menggantikan peran pengemudi.

Banyak kecanggihan yang ditawarkan ADAS membuat pengemudi merasa lebih percaya diri. Namun, teknologi ini tetap memiliki batasan yang tidak selalu disadari pengguna. Kondisi jalan, cuaca, dan sensor bisa memengaruhi kinerja fitur tersebut. Karena itu, penting untuk memahami mana yang mitos dan mana yang fakta agar tidak salah mengandalkan teknologi.

1. Mitos: adas bisa membaca semua kondisi jalan

ilustrasi sunroof mobil (pexels.com/Karola G)

Banyak orang percaya bahwa ADAS memiliki kemampuan penuh untuk memahami situasi jalan secara detail. Mereka merasa sensor dan kamera pada mobil modern sudah cukup untuk menghindari kesalahan. Keyakinan ini membuat beberapa pengendara terlalu santai dan mengurangi kewaspadaan. Padahal, kemampuan ADAS tidak sesempurna yang dibayangkan.

ADAS bekerja berdasarkan data yang bisa ditangkap sensor, bukan insting manusia. Sensor bisa terganggu oleh hujan deras, kabut, jalan gelap, atau marka yang pudar. Dalam kondisi tersebut, sistem bisa salah membaca atau bahkan tidak membaca apa pun. Jika pengemudi tidak siap mengambil alih, risiko kecelakaan justru meningkat.

2. Fakta: adas punya banyak keterbatasan teknis

ilustrasi sunroof mobil (pexels.com/Hassan Oajbir)

Teknologi ADAS memang canggih, tetapi tetap bergantung pada perangkat keras seperti kamera, radar, atau lidar. Komponen ini bisa terhalang kotoran, refleksi cahaya, atau benda tertentu di jalan. Ketika sensor terganggu, ADAS tidak dapat memberikan respons yang diharapkan. Dalam situasi seperti ini, intervensi manusia sangat dibutuhkan.

Selain itu, ADAS bekerja berdasarkan algoritma yang belum sempurna. Sistem dapat salah menilai jarak atau kecepatan objek tertentu. Misalnya, radar mungkin tidak mendeteksi kendaraan yang sangat rendah atau terlalu kecil. Karena itu, pengemudi tetap harus memegang kendali penuh meskipun teknologi sedang aktif.

3. Mitos: adas bisa mencegah semua kecelakaan

ilustrasi menyetir mobil (pexels.com/Atlantic Ambience)

Beberapa pengendara merasa aman sepenuhnya karena ada fitur pengereman otomatis atau lane assist. Mereka menganggap mobil dengan ADAS lebih kecil kemungkinannya mengalami kecelakaan. Persepsi ini membuat sebagian orang mengurangi tanggung jawab dalam berkendara. Padahal, ADAS hanyalah alat bantu, bukan pengganti kewaspadaan.

Sistem ADAS tidak bisa mengantisipasi semua perilaku pengguna jalan lain. Misalnya, orang yang tiba-tiba menyeberang atau motor yang memotong jalur dengan cepat. Dalam kondisi penuh kejutan seperti ini, reaksi manusia lebih cepat daripada sistem. ADAS hanya membantu mengurangi risiko, namun tidak menjamin keselamatan mutlak.

4. Fakta: adas bekerja paling baik jika pengemudi tetap aktif

ilustrasi menyetir mobil di tanjakan (pexels.com/Connor McManus)

ADAS dirancang untuk mendukung pengemudi, bukan menggantikannya. Sistem ini bekerja maksimal ketika pengguna tetap fokus dan siap mengambil alih. Dengan pengemudi yang waspada, ADAS bisa membantu menjaga jarak, mempertahankan lajur, atau mengurangi dampak tabrakan. Kombinasi manusia dan teknologi adalah formula keselamatan yang ideal.

Ketika pengemudi aktif, mereka dapat menilai situasi yang tidak bisa dibaca teknologi. Misalnya, kondisi jalan licin, marka yang hilang, atau objek tidak terdeteksi. Intervensi manusia memastikan keputusan penting tetap berada pada tangan yang tepat. ADAS menjadi alat bantu efektif, bukan alat untuk menjadi lengah.

5. Mitos: adas membuat pengemudi bisa santai dan tidak fokus

ilustrasi orang menyetir mobil (pexels.com/pnw)

Beberapa pengendara memanfaatkan fitur ADAS sebagai alasan untuk bermain ponsel atau mengalihkan perhatian. Mereka menganggap mobil bisa berjalan sendiri tanpa bantuan manusia. Ini adalah kebiasaan berbahaya yang sering menjadi penyebab kecelakaan meskipun mobil sudah dilengkapi teknologi canggih. Rasa aman palsu ini bisa menurunkan fokus berkendara.

Pada kenyataannya, ADAS tidak dirancang untuk membuat pengemudi lepas tangan. Sistem ini membutuhkan supervisi penuh dari manusia selama kendaraan bergerak. Jika ada situasi darurat yang tidak terbaca teknologi, pengemudi harus siap bertindak. Karena itu, ADAS tidak boleh dijadikan alasan untuk mengabaikan tanggung jawab sebagai pengemudi.

Pada akhirnya, ADAS adalah teknologi yang sangat membantu jika digunakan dengan cara yang benar. Fitur ini mampu mengurangi risiko kecelakaan, tetapi tetap membutuhkan intervensi dan kewaspadaan pengemudi. Menganggapnya selalu aman tanpa campur tangan manusia justru membuat berkendara menjadi lebih berbahaya. Keseimbangan antara teknologi dan perhatian manusia tetap menjadi kunci keselamatan.

Pemahaman yang tepat tentang batasan ADAS membuat kita bisa memanfaatkannya secara optimal. Dengan tetap fokus dan aktif mengemudi, fitur-fitur ini akan memberikan perlindungan ekstra. Jadikan ADAS sebagai pendukung, bukan pengganti kewaspadaanmu. Dengan begitu, perjalananmu akan jauh lebih aman dan nyaman.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team