Pasar otomotif Indonesia sedang mengalami perubahan besar dalam beberapa tahun terakhir. Kehadiran mobil listrik dengan harga yang semakin terjangkau membuat konsumen mulai membandingkannya dengan mobil Low Cost Green Car (LCGC) yang selama ini dikenal sebagai mobil murah.
Jika dulu LCGC dianggap pilihan paling masuk akal untuk mobil pertama, kini muncul alternatif menarik dari mobil listrik seperti Wuling Air EV hingga BYD Atto 1 yang dipasarkan dengan harga kompetitif. Kondisi ini menimbulkan pertanyaan: apakah penjualan LCGC kini tertekan karena tren mobil listrik yang kian populer?
Sejak diperkenalkan pada 2013, LCGC memang berhasil menyedot perhatian pasar karena harganya yang rendah dan efisiensi bahan bakar. Namun, data Gaikindo menunjukkan penjualan LCGC belakangan terus menurun, bahkan anjlok hampir 40–47 persen di 2025 dibanding tahun sebelumnya. Penurunan ini tidak bisa dilepaskan dari faktor daya beli, kenaikan harga, dan tentu saja persaingan baru dari mobil listrik yang mulai menancapkan kuku di pasar otomotif nasional.