Data pemerintah Provinsi Jawa Timur sendiri menyebutkan bahwa tingginya permintaan kendaraan memang tak sebanding dengan pertumbuhan infrastruktur jalan. Di Jatim sendiri pertumbuhan infrastruktur jalan per tahun hanya mencapai 0,1%. Hal ini kontras dengan pertumbuhan kendaraan yang mencapai 10-11%. "Memang tidak sejalan dengan pertumbuhan jalan. Karena pendapatan yang diterima pemerintah provinsi tidak hanya digunakan untuk jalan. Ini digunakan untuk kesehatan, sosial, mengentaskan kemiskinan," ujarnya.
Walaupun demikian, pemerintah provinsi tetap mengusahakan untuk memenuhi kebutuhan pembangunan insfrastruktur di Jatim. "Kita tetap membangun jalan sesuai kemampuan yang ada. Kan sekarang tol juga sudah ada. Cuma kalau yang kota tidak bisa diperluas lagi."
Sementara, Ketua III Gaikindo, Rizwan Alamsyah mengimbau kepada pemerintah untuk melakukan perbaikan-perbaikan infrastruktur seperti busway. "Karena kami juga ingin semuanya seimbang," ujarnya.
Penjualan mobil di provinsi Jawa Timur sendiri adalah ketiga terbanyak di Indonesia dengan 10,5 juta unit atau 12% penjualan nasional. "Penjualan naik 3,5% dari tahun lalu. Walaupun tidak signifikan, tapi jumlah yang dijual lebih banyak dari tahun lalu. Jadi masih lebih bagus," ucap Rizwan.