Mobil Low Cost Green Car (LCGC) dulunya menjadi primadona pasar otomotif Indonesia. Dengan harga yang lebih terjangkau dibanding mobil non-LCGC, segmen ini berhasil menarik konsumen dari kelas menengah ke bawah yang ingin memiliki kendaraan roda empat pertama mereka. Program LCGC juga didukung pemerintah lewat insentif pajak, sehingga permintaan terus meningkat sejak pertama kali diluncurkan. Namun, data terbaru justru menunjukkan penjualan LCGC sedang mengalami penurunan tajam, jauh dari masa jayanya.
Fenomena ini tentu mengejutkan banyak pihak, terutama karena LCGC dianggap sebagai tulang punggung pasar mobil murah di tanah air. Penurunan yang terjadi tidak hanya sekadar fluktuasi bulanan, tetapi berlanjut sepanjang 2024 hingga 2025. Distribusi dari pabrikan ke dealer menurun hampir separuh dibanding tahun sebelumnya, menjadi sinyal kuat bahwa daya tarik LCGC kian meredup. Lantas, apa yang sebenarnya membuat penjualan LCGC di Indonesia anjlok drastis?