Ilustrasi pabrik mobil. (unsplash.com/carlos aranda)
Menurut laporan Carscoops pada Jumat (24/10), Alliance for Automotive Innovation — yang menaungi sejumlah produsen mobil besar di AS — telah mengirim surat resmi kepada Julia Khersonky, Wakil Asisten Menteri Perdagangan AS untuk Perdagangan Strategis. Dalam surat itu, mereka menegaskan bahwa sekitar 40 persen instalasi robot dan mesin industri di AS digunakan oleh sektor otomotif. Artinya, kebijakan tarif tersebut akan langsung berdampak besar terhadap jantung industri kendaraan di negara itu.
Aliansi menjelaskan bahwa otomatisasi merupakan bagian penting dari proses produksi mobil modern. Robot industri digunakan untuk berbagai pekerjaan, mulai dari pengelasan, pengecatan, hingga penanganan material dengan kecepatan tinggi. Jika biaya impor peralatan ini meningkat akibat tarif baru, maka biaya produksi juga akan melonjak secara signifikan. Dampaknya akan dirasakan bukan hanya oleh pabrikan besar, tetapi juga oleh rantai pemasok komponen yang menopang sektor otomotif AS.
“Peningkatan biaya peralatan di fasilitas yang sudah ada akan meningkatkan biaya produksi secara keseluruhan bagi produsen otomotif,” tulis asosiasi tersebut. Mereka juga memperingatkan bahwa hal itu bisa menunda proses produksi, mengurangi ketersediaan kendaraan, dan akhirnya menaikkan harga mobil bagi konsumen Amerika. Padahal, harga mobil baru di AS saat ini sudah berada di level tertinggi sepanjang masa akibat inflasi dan kenaikan biaya bahan baku.