Saat mobil Formula E melesat di Jakarta pada 21 Juni nanti, yang terdengar bukan raungan mesin seperti Formula 1, melainkan suara siulan halus dari motor listrik dan desingan ban yang menyentuh aspal. Tidak ada ledakan suara mesin, tidak ada getaran yang menggelegar, hanya ada mobil-mobil yang melesat dalam kesenyapan.
Bagi banyak orang yang pertama kali menonton Formula E, kesenyapan di ajang balapan tentu akan terasa aneh. Tapi, di situlah letak daya tariknya: keheningan tapi penuh performa. Sebab, Formula E bukan hanya balapan mobil listrik, tapi juga simbol pergeseran industri otomotif menuju masa depan yang lebih ramah lingkungan, lebih efisien, dan lebih tenang.
Tapi, apa sebenarnya yang membuat mobil Formula E bisa sekedap itu, bahkan saat melaju lebih dari 200 km/jam?