Salah satu destinasi pada hari pertama Terios 7 Wonders adalah Desa Adat Sasak Ende. Desa ini berlokasi di Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Jaraknya dari Kota Mataram sekitar 40 km atau satu jam perjalanan dengan mobil. Jalur menuju ke sana relatif landai dengan kondisi beraspal mulus. Hanya saja suhu dan cuaca di desa cukup panas, terutama pada siang hari.
"Ende artinya perisai atau pelindung. Jadi desa adat ini dimaksudkan untuk melindungi adat dan budaya kami," kata Ama Alvin, warga setempat yang menjadi pemandu kami.
Banyak tradisi warga Desa Adat Sasak Ende yang cukup unik, seperti seni adu ketangkasan bernama Peresean. Adu ketangkasan ini melibatkan dua pria dewasa, masing-masing dibekali tongkat rotan dan perisai atau ende.
Setiap peserta dilarang menyerang bagian bawah tubuh lawan dan satu pertandingan hanya dibatasi tiga ronde. "Mereka yang bertarung juga tidak menggunakan baju," kata Ama Alvin.
Keunikan lain dari Desa Sasak Ende adalah kebiasaan warga setempat yang menggunakan tahi sapi untuk membersihkan lantai rumah. Ama Alvin mengatakan tahi sapi yang digunakan untuk membersihkan lantai rumah adalah tahi sapi yang baru dikeluarkan.
"Tahi yang telah terinjak oleh sapi tidak bisa digunakan," katanya.
Anehnya, meski menggunakan tahi sapi sebagai pembersih lantai rumah, tidak ada bau menyengat dari rumah-rumah adat di Desa Sasak Ende.
Tradisi lainnya yang masih dilestarikan warga Desa Suku Sasak adalah budaya menculik calon pengantin wanita. Tradisi ini juga berlaku di hampir semua Suku Sasak yang tersebar di Pulau Lombok.
"Jadi calon pengantin pria harus menculik kekasihnya sebelum bisa menikah," kata Ama Alvin.