Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Toyota Fortuner (dok. Toyota Astra)
Toyota Fortuner (dok. Toyota Astra)

Intinya sih...

  • Penjualan lesu jadi alasan utamaDalam pernyataannya, Wakil Presiden Penjualan dan Pemasaran Toyota Australia, Sean Hanley, menyebut bahwa Fortuner merupakan produk hebat yang memiliki pelanggan setia, tetapi basis konsumennya terlalu kecil untuk dipertahankan. Berdasarkan data penjualan, sepanjang 2025 Fortuner hanya mencatatkan 2.928 unit.

  • Pergeseran selera konsumen ke SUV Premium dan double cabinKonsumen Australia kini lebih banyak beralih ke kendaraan dengan kemampuan serbaguna namun tetap nyaman untuk penggunaan harian. Toyota mencatat bahwa sebagian besar pelanggan Fortuner kini justru beralih ke HiLux—yang dikenal tangguh di segala medan—atau SUV besar seperti Land Cruiser Prado

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Toyota Australia resmi mengumumkan akan menghentikan distribusi SUV tangguh Fortuner mulai pertengahan tahun 2026. Keputusan ini diambil setelah penjualan model tersebut menunjukkan penurunan signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Meski sempat menjadi salah satu pilihan populer di segmen SUV ladder-frame, Fortuner kini tidak lagi mampu bersaing dengan rival seperti Ford Everest atau bahkan model internal Toyota sendiri, seperti Land Cruiser Prado dan HiLux.

Langkah penghentian ini menandai berakhirnya kiprah Fortuner di pasar Australia setelah bertahun-tahun menjadi bagian dari jajaran SUV Toyota. Menurut Toyota, keputusan tersebut diambil bukan tanpa pertimbangan. Selain karena penjualan yang terus menurun, perubahan preferensi konsumen di Australia juga menjadi alasan utama. Banyak pelanggan kini lebih memilih SUV yang menawarkan kemewahan, kenyamanan, serta performa lebih tinggi—karakteristik yang diwakili oleh model-model lain dalam portofolio Toyota.

1. Penjualan lesu jadi alasan utama

Toyota Fortuner GR Sport (dok. Toyota Astra)

Dalam pernyataannya, Wakil Presiden Penjualan dan Pemasaran Toyota Australia, Sean Hanley, menyebut bahwa Fortuner merupakan produk hebat yang memiliki pelanggan setia, tetapi basis konsumennya terlalu kecil untuk dipertahankan. Berdasarkan data penjualan, sepanjang 2025 Fortuner hanya mencatatkan 2.928 unit, jauh tertinggal dari Ford Everest yang terjual 21.915 unit di periode yang sama. Bahkan di tahun 2024, Fortuner hanya mencatat 3.042 unit penjualan, kalah telak dari Land Cruiser Prado yang mencapai 9.802 unit, meskipun sempat terkendala pasokan akibat peralihan ke generasi baru.

Hanley menegaskan bahwa Toyota senantiasa mengevaluasi portofolio produknya untuk menyesuaikan dengan kebutuhan dan minat konsumen. Dalam hal ini, Fortuner dianggap sudah tidak lagi memiliki peran strategis dalam memenuhi ekspektasi pasar Australia yang semakin bergeser ke segmen SUV premium dan double cabin berperforma tinggi.

2. Pergeseran selera konsumen ke SUV Premium dan double cabin

Ford Ranger Raptor (Ford RMA Indonesia)

Konsumen Australia kini lebih banyak beralih ke kendaraan dengan kemampuan serbaguna namun tetap nyaman untuk penggunaan harian. Toyota mencatat bahwa sebagian besar pelanggan Fortuner kini justru beralih ke HiLux—yang dikenal tangguh di segala medan—atau SUV besar seperti Land Cruiser Prado dan Land Cruiser 300 Series. Pergeseran ini menunjukkan bahwa pasar SUV tradisional yang berbasis sasis truk seperti Fortuner mulai kehilangan daya tarik di tengah munculnya tren kendaraan dengan desain dan teknologi lebih modern.

Toyota menilai bahwa meskipun Fortuner masih relevan di pasar negara berkembang seperti Indonesia dan Thailand, karakter pasarnya di Australia kini lebih condong ke SUV dengan kesan mewah dan performa tinggi. Hal ini pula yang membuat Toyota memilih untuk memfokuskan sumber daya pada model-model yang lebih menguntungkan dan diminati di pasar lokal.

3. Fortuner tetap punya tempat di pasar global

Toyota Fortuner (toyota.astra.co.id)

Meski produksinya dihentikan di Australia, Toyota memastikan bahwa Fortuner masih akan terus dipasarkan di sejumlah negara lain, termasuk Indonesia, di mana model ini masih memiliki basis penggemar kuat. Fortuner tetap dikenal sebagai SUV berperforma tangguh, berpenggerak empat roda, dan memiliki reputasi ketahanan tinggi. Di banyak pasar Asia, Afrika, dan Timur Tengah, Fortuner masih menjadi pilihan utama bagi konsumen yang mencari SUV bertenaga diesel dengan kemampuan off-road mumpuni.

Bagi Toyota Australia, keputusan menghentikan Fortuner merupakan langkah strategis untuk mengoptimalkan lini produk sesuai arah pasar domestik. Dengan mengalihkan fokus ke HiLux dan jajaran Land Cruiser, Toyota berharap dapat memperkuat dominasinya di segmen kendaraan tangguh sekaligus mempertahankan citra sebagai produsen dengan portofolio kendaraan paling lengkap dan kompetitif di dunia.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team