Menurut Palmer, masalah muncul ketika beberapa dealer di Tiongkok gagal untuk mengatur ulang posisi kopling setelah melakukan pembaruan software. "Seharusnya, ketika melakukan pembaruan software, anda harus mengatur ulang posisi kopling, dan kebanyakan dealer kita di seluruh dunia melakukannya. Jika tidak demikian maka dapat menyebabkan mobil tiba-tiba berhenti.", katanya.
Insinyur Aston Martin yang dikirim ke Tiongkok menemukan beberapa mobil yang mengeluarkan suara dan getaran yang aneh. Dalam beberapa kasus, mereka menemukan mesin yang tiba-tiba mati setelah software baru dipasang. Matinya mesin secara tiba-tiba dan hilangnya kontrol kendaraan membuat pengemudi sulit untuk mengendalikan mobil dengan aman. Varian yang di-recall adalah Vantage keluaran Juni 2010 hingga September 2013 bertransmisi semi-otomatis.
"Kami yang salah. Pada dasarnya, kami harus mengatakan secara jelas dalam kegiatan perbaikan software, bahwa kita harus mengatur ulang koplingnya. Kami tidak mengatakannya dengan jelas. Oleh karena itu, kami bertanggung jawab untuk memperbaikinya," jelasnya.
Normalnya, recall biasa diawali di Amerika Serikat. Namun kali ini, komplain-komplain yang berawal di Tiongkok sejak tahun 2014 mendorong adanya recall secara global. "Ini menunjukkan pentingnya Tiongkok, termasuk pengalaman pembeli dan kejelian otoritas di sana."