Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi perempuan naik motor (pexels.com/Stephen Leonardi)
ilustrasi perempuan naik motor (pexels.com/Stephen Leonardi)

Intinya sih...

  • Polusi udara dapat membuat tubuh cepat lelah dan terasa capek karena paparan partikel halus, nitrogen oksida, dan karbon monoksida yang memicu iritasi, peradangan, serta menurunkan stamina.

  • Gejala efek polusi paling terasa saat sering berhenti-jalan di jalanan padat, melewati ruas dengan emisi pekat, atau berkendara lama tanpa jeda. Efeknya bisa berupa ngantuk, sesak ringan, atau batuk-batuk kecil.

  • Cara mengurangi cepat lelah karena polusi antara lain menggunakan masker respirator N95/KN95/FFP2, menjaga jarak dari knalpot kendaraan besar, minum cukup air, tidur cukup, dan melakukan micro-break untuk merilekskan

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Pernah nggak, baru 20–30 menit riding di jalan padat, badan sudah terasa lelah banget? Banyak orang menyalahkan helm panas atau macet, tapi asap kendaraan dan polusi udara memang bisa ikut berperan.

Jawaban singkatnya: bisa, terutama pada kondisi lalu lintas stop-and-go, dekat knalpot kendaraan besar, dan saat kualitas udara buruk. Namun, biasanya ini efek gabungan antara polusi, beban fisik riding, cuaca, dan pola napas, jadi wajar kalau intensitasnya beda tiap orang.

1. Kenapa polusi bisa bikin tubuh terasa cepat capek

ilustrasi perempuan naik motor (pexels.com/Pexels Olivier Darny)

Di jalan raya, kamu terpapar campuran polutan seperti partikel halus (PM2.5), nitrogen oksida, hingga karbon monoksida (CO). PM2.5 itu kecil banget, mudah masuk jauh ke saluran napas, memicu iritasi dan respons peradangan. Dampaknya bisa terasa sebagai napas lebih berat, tenggorokan perih, dan stamina turun karena tubuh “kerja ekstra” menghadapi stres oksidatif dan inflamasi. 

Sementara itu, CO dari pembakaran bisa menempel pada hemoglobin dan mengurangi kemampuan darah membawa oksigen. Pada paparan tertentu, keluhan seperti pusing, mengantuk, dan fatigue bisa muncul—ini salah satu alasan kenapa riding di belakang bus/truk saat macet sering terasa bikin lemas dan “nggak fokus”. 

2. Kapan efeknya paling kerasa saat riding

ilustrasi ke Bogor naik motor (unsplash.com/Tokyo)

Efek “cepat lelah” biasanya paling terasa saat kamu sering berhenti-jalan (kamu lebih lama “berendam” di asap), melewati ruas dengan emisi pekat, atau berkendara lama tanpa jeda. Ada studi lapangan yang menemukan rider motor bisa mengalami paparan PM2.5 yang lebih tinggi dibanding angka dari stasiun pemantau tetap, karena posisi kamu berada sangat dekat dengan sumber emisi dan aliran udara jalanan. 

Gejalanya juga tidak selalu dramatis. Pada sebagian orang cukup berupa cepat ngantuk, konsentrasi menurun, mata perih, sesak ringan, atau batuk-batuk kecil—yang ujungnya bikin kamu merasa lebih cepat capek. Keluhan seperti fatigue dan sesak napas memang sering dilaporkan sebagai bagian dari respons tubuh terhadap paparan polusi urban. 

Perlu dicatat: “capek karena polusi” sering muncul lebih cepat kalau kamu sudah punya pemicu lain, misalnya alergi, asma, habis kurang tidur, atau sedang dehidrasi. Jadi kalau hari itu udaranya buruk dan kamu juga belum fit, efeknya bisa berlipat.

3. Cara sederhana buat mengurangi cepat lelah karena polusi

Ilustrasi naik motor (Unsplash/Rowan Freeman)

Langkah paling “kerasa efeknya” biasanya adalah mengurangi yang masuk ke paru-paru. Masker respirator yang fit-nya rapat seperti N95/KN95/FFP2 lebih efektif menyaring partikel halus dibanding masker kain atau bedah, walau tidak 100 persen sempurna di kondisi nyata. Berikutnya, mainkan taktik posisi dan waktu: jaga jarak dari knalpot, hindari tepat di belakang kendaraan diesel, dan kalau bisa pilih jam serta rute yang lebih lancar. Kalau motor kamu pakai visor, biasakan menutup visor saat melintasi asap tebal untuk mengurangi iritasi mata dan refleks tegang di wajah.

Ditambah hal basic yang sering diremehkan, yakni minum cukup (dehidrasi bikin cepat lelah), tidur cukup, dan bikin micro-break 1–2 menit untuk merilekskan bahu, tangan, dan napas. Coba juga napas diafragma ringan saat macet: tarik pelan lewat hidung, buang pelan, supaya kamu tidak “hiperventilasi” karena tegang.

Terakhir, ingat bahwa tidak semua lelah berasal dari polusi. Panas, getaran motor, postur menahan angin, serta stres menghadapi macet juga besar kontribusinya. Tapi kalau kamu mulai sering pusing berat, nyeri dada, sesak yang jelas, kebingungan, atau hampir pingsan, itu bukan “capek biasa”—lebih aman segera cari bantuan medis.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team