Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi orang naik motor (freepik.com/bublikhaus)
ilustrasi orang naik motor (freepik.com/bublikhaus)

Intinya sih...

  • Pilih oli dengan viskositas dan standar kualitas yang sesuai

  • Oli full synthetic lebih tahan panas dan cocok untuk perjalanan jauh

  • Perhatikan interval pergantian dan kondisi motor sebelum berangkat

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Bagi pengendara yang gemar melakukan touring jarak jauh, oli motor bukan sekadar pelumas biasa. Komponen ini menjadi penjaga utama kesehatan mesin, terutama ketika motor dipaksa bekerja dalam waktu lama, menempuh berbagai kondisi cuaca, dan menghadapi rute menanjak atau macet. Pemilihan oli yang tepat dapat membuat performa motor tetap stabil, responsif, dan efisien sepanjang perjalanan.

Namun, banyak pemilik motor masih bingung menentukan jenis oli yang ideal untuk touring. Apakah harus memakai oli racing, oli full synthetic, atau cukup oli standar pabrikan? Jawabannya tidak satu, karena kebutuhan setiap motor berbeda. Yang pasti, oli untuk perjalanan jauh harus mampu melindungi mesin secara konsisten, mencegah keausan, serta menjaga suhu tetap aman meski bekerja berjam-jam.

1. Pilih oli dengan viskositas dan standar kualitas yang sesuai

Ilustrasi pria berkendara naik motor (freepik.com/freepik)

Langkah pertama adalah memilih viskositas oli yang direkomendasikan pabrikan, misalnya 10W-40 atau 10W-30. Angka ini menentukan kemampuan oli mengalir pada suhu dingin maupun saat mesin panas. Untuk touring, viskositas yang lebih stabil di suhu tinggi sangat penting agar pelumasan tetap optimal sepanjang perjalanan.

Selain itu, perhatikan standar API, JASO MA atau MA2—khususnya untuk motor bertransmisi manual—agar kopling tetap bekerja normal dan tidak selip. Menggunakan oli dengan spesifikasi lebih rendah dari standar dapat membuat performa mesin menurun, terutama saat melaju di kecepatan konstan dalam waktu lama.

2. Oli full synthetic lebih tahan panas dan cocok untuk perjalanan jauh

ilustrasi naik motor (Pexels/Jhune Bleu)

Oli sintetis umumnya memiliki stabilitas termal dan ketahanan oksidasi lebih baik dibanding oli mineral. Saat touring, mesin sering bekerja di putaran tinggi, melewati tanjakan panjang, atau terjebak kemacetan di bawah terik matahari. Kondisi ini membuat suhu mesin naik, sehingga oli harus mampu menjaga kekentalan agar tidak cepat menguap atau mengental.

Oli full synthetic juga menghasilkan gesekan lebih rendah, membantu mesin bekerja lebih efisien dan halus saat ribuan kilometer ditempuh. Meski harganya lebih mahal, manfaatnya terasa pada kenyamanan berkendara, respons mesin, dan umur komponen internal.

3. Perhatikan interval pergantian dan kondisi motor sebelum berangkat

ilustrasi naik motor (pexels.com/ Yogendra Singh)

Memakai oli bagus saja tidak cukup—waktunya mengganti juga harus tepat. Untuk touring, sebaiknya ganti oli sebelum perjalanan dimulai, terutama jika jarak yang akan ditempuh lebih dari 1.000–2.000 km. Oli yang sudah teroksidasi atau tercampur endapan karbon berisiko menurunkan performa mesin di tengah perjalanan.

Selain itu, periksa filter oli, karena komponen ini berperan menyaring kotoran agar tidak menghambat aliran pelumas. Pengendara juga perlu menyesuaikan oli dengan karakter motor—mesin 150 cc harian berbeda kebutuhannya dengan mesin adventure berkapasitas besar yang sering melibas jalur ekstrem.

Kesimpulannya, oli untuk touring idealnya memiliki standar kualitas tinggi, viskositas sesuai rekomendasi pabrikan, dan berbahan full synthetic agar mesin tetap terlindungi. Dengan oli yang tepat, touring menjadi lebih aman, nyaman, dan menyenangkan tanpa khawatir performa motor drop di tengah perjalanan jauh.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team