Beberapa tahun lalu, pasar motor matik entry level di Indonesia adalah arena yang seru dan penuh kejutan. Yamaha, Suzuki, dan Honda bersaing sengit menghadirkan desain, fitur, serta efisiensi bahan bakar terbaik untuk menarik perhatian pembeli pemula. Namun kini, dinamika itu perlahan memudar. Honda BeAT seakan menjadi “raja tanpa tandingan,” mendominasi jalanan dan data penjualan dengan angka yang sulit dikejar kompetitor. Hasilnya, segmen yang dulu ramai dengan inovasi kini terasa monoton.
Bagi konsumen, dominasi ini tentu memiliki dua sisi. Di satu sisi, BeAT menawarkan paket lengkap: harga terjangkau, konsumsi BBM irit, desain yang selalu diperbarui, dan jaringan servis luas. Namun di sisi lain, kehadiran pesaing yang minim membuat persaingan terasa tidak hidup. Produk baru jarang membawa gebrakan berarti, dan banyak pabrikan memilih bermain aman ketimbang mengambil risiko inovasi.
