Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi jalan tol (freepik.com/Asphalt road and forest)
ilustrasi jalan tol (freepik.com/Asphalt road and forest)

Intinya sih...

  • Marka jalan berupa garis putih lebih licin dari aspal, meningkatkan risiko tergelincir terutama saat hujan.

  • Melaju di atas garis putih dapat mengganggu keseimbangan motor dan meningkatkan risiko kecelakaan, terutama di tikungan.

  • Melanggar aturan lalu lintas dan mengganggu keteraturan jalan, serta bisa berujung pada tindakan tilang oleh polisi.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Di jalan raya, marka jalan berupa garis putih ini sering dianggap sekadar cat yang berfungsi mempercantik atau sebagai hiasan visual. Padahal, garis putih punya peran vital untuk mengatur lalu lintas, menjaga keteraturan, sekaligus menjamin keselamatan pengendara.

Meski begitu, masih banyak biker yang melaju persis di atas garis putih, terutama saat kondisi jalan macet atau ketika mencari celah untuk menyalip. Kebiasaan melintasi garis putih ini terlihat sepele, namun sebenarnya berbahaya.

Kenapa sebaiknya jangan melaju di atas garis putih jalan? Begini penjelasannya.

1. Tingkat kelicinan lebih tinggi dari aspal

Ilustrasi jalan aspal (Pexels/Rob Eradus)

Marka jalan dibuat dari cat khusus yang mengandung bahan reflektif agar mudah terlihat. Sayangnya, teksturnya jauh lebih licin dibandingkan aspal. Ketika ban motor melintas di atasnya, cengkeraman ban langsung berkurang. Kondisi ini menjadi sangat berbahaya saat hujan, karena air membuat garis putih semakin licin seperti sabun. Jika pengendara melakukan pengereman atau menikung di atas marka, motor bisa tergelincir tanpa disadari. Banyak kasus kecelakaan tunggal terjadi hanya karena ban terpeleset di garis marka jalan yang basah.

2. Risiko kehilangan keseimbangan meningkat

ilustrasi touring naik motor (pexels.com/Zaur Takhgiriev)

Sepeda motor sangat bergantung pada keseimbangan. Sedikit saja kehilangan traksi, stabilitas akan terganggu. Melaju di atas garis putih membuat ban depan atau belakang mudah goyah, terutama saat motor melaju dengan kecepatan tinggi. Ketika pengendara berusaha menyalip atau berpindah jalur, ban yang melintasi marka bisa tergelincir sehingga motor oleng. Situasi ini lebih berisiko di tikungan, di mana ban dituntut untuk menempel kuat pada aspal. Jika malah berada di atas garis putih, risiko jatuh meningkat drastis.

3. Melanggar aturan dan mengganggu lalu lintas

ilustrasi naik motor (pexels.com/Khoa Võ)

Selain faktor keselamatan, ada alasan hukum yang tak kalah penting. Garis putih adalah bagian dari rambu lalu lintas yang wajib dipatuhi. Ada garis putus-putus yang artinya boleh berpindah jalur, ada garis lurus yang artinya dilarang menyalip atau berpindah. Jika pengendara motor sering melaju tepat di atas garis, apalagi melewati batas garis lurus, berarti sama saja melanggar aturan. Polisi lalu lintas bisa menindak dengan tilang. Lebih dari itu, kebiasaan ini membuat lalu lintas tidak teratur karena pengendara tidak lagi menghargai fungsi marka sebagai pengarah dan pengatur jalan.

So, garis putih yang terlihat sederhana ternyata menyimpan banyak fungsi penting. Ia membantu mengatur jalur, menjaga keteraturan, sekaligus memberi peringatan bagi pengendara. Dengan menghindari kebiasaan melaju di atas garis putih, kamu tidak hanya melindungi diri dari risiko tergelincir, tapi juga ikut menjaga keselamatan bersama di jalan raya. Jadi, lain kali saat berkendara, pastikan ban motor tetap menempel di aspal, bukan di atas garis putih, agar perjalanan selalu aman.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team