Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi pria mengendarai motor (unsplash.com/Harley-Davidson)
ilustrasi pria mengendarai motor (unsplash.com/Harley-Davidson)

Intinya sih...

  • Suara mesin Harley adalah identitas

  • Ciri khas Harley-Davidson adalah suara “potato-potato” yang dihasilkan dari mesin V-Twin dengan konfigurasi firing order yang unik.

  • Identitas motornya, simbol kebebasan, dan rasa bangga memiliki motor legendaris.

  • Untuk menjaga suhu mesin tetap optimal

  • Model-model klasik dengan mesin berpendingin udara cukup sensitif terhadap suhu mesin.

  • Memainkan gas secara ringan membantu menjaga suhu mesin terutama saat berada di cuaca panas atau macet panjang.

  • Tradisi komunitas b

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Motor Harley-Davidsons terkenal dengan suara menggelegarnya. Bahkan suara knalpot dan mesin motor asal Amerika Serikat ini sudah terdengar dari jarak beberapa belas meter sebelumnya. Bagi penggemar motor besar, suara gelegar knalpot mungkin terdengar merdu. Tapi bagi biker lain, suara tersebut sangat mengganggu.

Masalah, banyak pengendara Harley-Davidsons sering memainkan tuas gas atau memblayer sehingga suara dari knalpot semakin menggelegar dan karenanya semakin mengganggu pengendara lain. Sebagian orang menganggap aksi blayer ini untuk pamer suara mesin. Namun, sebenarnya ada beberapa alasan teknis, budaya, dan emosional yang melatarbelakangi kebiasaan ini. Yuk, kita kulik!

1. Suara mesin Harley adalah identitas

ilustrasi kaki-kaki Harley Davidson Hydra-Glide Revival 2024 (dok. Harley Davidson)

Salah satu ciri khas Harley-Davidson adalah suara “potato-potato” yang dihasilkan dari mesin V-Twin dengan konfigurasi firing order yang unik. Suara ini dianggap sebagai ciri khas yang membedakan Harley dari motor lain. Ketika pengendara memblayer, mereka sebenarnya sedang mengekspresikan identitas motornya. Suara itu adalah bagian dari gaya hidup, simbol kebebasan, dan rasa bangga memiliki motor legendaris. Bagi banyak pemilik Harley, suara tersebut bukan gangguan — justru bagian paling menyenangkan dari pengalaman berkendara.

2. Untuk menjaga suhu mesin tetap optimal

ilustrasi perempuan yang touring (unsplash.com/Harley-Davidson)

Harley-Davidson, terutama model-model klasik dengan mesin berpendingin udara, cukup sensitif terhadap suhu mesin. Ketika motor dalam kondisi diam, misalnya saat berhenti di lampu merah, mesin bisa menjadi terlalu panas. Dengan memainkan gas secara ringan, oli bisa terus bersirkulasi dengan baik, membantu menjaga suhu mesin. Meski tidak wajib dilakukan terus-menerus, memblayer sesekali bisa memberi efek positif pada sirkulasi mesin, terutama jika sedang berada di cuaca panas atau macet panjang.

3. Tradisi komunitas biker dan gaya hidup bebas

ilustrasi mengendarai motor kopling (unsplash.com/Harley-Davidson)

Komunitas Harley-Davidson dikenal memiliki budaya yang kuat. Memblayer gas sudah menjadi semacam “salam” antar biker, semacam sapaan tak tertulis untuk menunjukkan keberadaan. Dalam acara komunitas atau touring besar, suara raungan gas dari ratusan Harley menjadi bagian dari atmosfer. Bahkan dalam beberapa kasus, memainkan gas dilakukan saat menyapa sesama rider, sebagai bentuk solidaritas dan kebanggaan. Ini sudah menjadi bagian dari budaya mereka — bukan sekadar gaya, tapi warisan tradisi pengendara Harley sejak dulu.

Bisa dibilang, bagi banyak pemilik Harley, motornya bukan sekadar kendaraan, tapi teman setia. Memblayer gas bisa memberikan sensasi getaran dan suara yang memicu adrenalin. Ini menciptakan pengalaman yang intim dan personal antara pengendara dan mesinnya. Beberapa pengendara bahkan menganggap itu sebagai cara “berkomunikasi” dengan motornya, merasakan ritme dan denyut kehidupan dari mesin yang mereka rawat dengan penuh cinta.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team