ilustrasi servis karburator motor (pexels.com/Mick Haupt)
Nah, kedua versi motor ini memiliki beberapa perbedaan yang sangat penting untuk diketahui. Berikut pembahasan detailnya:
Karburator bekerja dengan prinsip mekanis, yaitu mencampurkan udara dan bahan bakar melalui venturi. Campuran tersebut diatur manual lewat komponen seperti skep, pilot jet, dan main jet sehingga sangat bergantung pada setelan mekanik.
Sementara itu, sistem injeksi mengandalkan pengaturan elektronik yang dikendalikan ECU serta berbagai sensor. Bahan bakar disemprotkan langsung ke ruang bakar dengan presisi tinggi sehingga prosesnya lebih modern dan terukur dibanding karburator.
Dalam hal konsumsi bahan bakar, karburator biasanya kurang efisien karena rasio udara dan bensin tidak selalu ideal. Akibatnya, motor cenderung lebih boros dan respons mesin terasa lambat, terutama saat akselerasi.
Sebaliknya, injeksi mampu menyesuaikan jumlah bahan bakar sesuai kebutuhan mesin secara real-time. Hasilnya, konsumsi bahan bakar lebih irit dan performa mesin terasa lebih stabil serta responsif di berbagai kondisi jalan.
Karburator sering kali menghasilkan emisi gas buang yang lebih tinggi. Hal ini karena pembakaran yang terjadi tidak selalu sempurna sehingga sisa bahan bakar bisa terbuang lewat knalpot.
Di sisi lain, sistem injeksi lebih unggul karena pembakarannya lebih bersih. Tak hanya membuat emisi lebih rendah, injeksi juga mendukung standar lingkungan yang lebih ketat sehingga lebih ramah terhadap lingkungan.
Dalam urusan perawatan, karburator punya keunggulan karena mudah dibongkar, dibersihkan, dan diservis di bengkel mana pun. Mekanik tradisional pun bisa mengatasinya tanpa alat khusus. Selain itu, karburator mudah dimodifikasi, misalnya dengan mengganti jet atau skep untuk menyesuaikan karakter mesin.
Namun, sistem injeksi justru lebih rumit. Perawatannya membutuhkan peralatan khusus, biaya servis cenderung lebih mahal, dan modifikasinya lebih terbatas karena hampir semua pengaturan sudah dikendalikan ECU.
Terakhir, soal ketergantungan terhadap sistem pendukung. Karburator lebih mandiri karena tetap bisa berfungsi meskipun aki lemah atau ada masalah di kelistrikan. Motor masih bisa dihidupkan dengan kick starter tanpa banyak hambatan.
Berbeda dengan injeksi yang sangat bergantung pada kondisi kelistrikan dan sensor. Jika ada salah satu komponen yang rusak, mesin bisa sulit dinyalakan, bahkan mogok total.
Itulah alasan teknis kenapa motor injeksi lebih irit dari karburator. Sistem injeksi bekerja lebih presisi, menyesuaikan dengan kondisi mesin secara real-time, dan menghasilkan pembakaran yang lebih sempurna. Hasilnya, motor jadi hemat BBM, bertenaga stabil, dan lebih ramah lingkungan.