Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi rem motor (freepik.com/arthur)
ilustrasi rem motor (freepik.com/arthur)

Intinya sih...

  • Udara atau kotoran di saluran minyak rem

  • Piston kaliper macet atau karet seal mengeras

  • Master rem atau tuas tidak bekerja optimal

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Banyak pengendara motor pernah mengalami kondisi di mana rem depan terasa keras atau “seret”, bahkan setelah piringan cakram dan kampas rem diganti baru. Masalah ini bisa bikin panik, karena seharusnya penggantian komponen utama tadi membuat pengereman lebih empuk dan responsif.

Namun faktanya, sistem pengereman motor melibatkan lebih dari sekadar kampas dan cakram. Jika salah satu komponen lain mengalami gangguan, gaya tekan pada tuas rem jadi terasa berat, bahkan kadang menimbulkan bunyi atau getaran.

Untuk memahami penyebabnya, kamu perlu menelusuri tiga aspek utama: sistem hidrolik, kondisi master rem, dan teknik pemasangan. Berikut penjelasan lengkapnya.

1. Udara atau kotoran di saluran minyak rem

Ilustrasi rem motor (wahanahonda.com)

Rem cakram bekerja dengan tekanan hidrolik dari cairan (minyak rem). Saat tuas ditekan, tekanan dari master rem diteruskan ke kaliper lewat selang berisi minyak. Jika di dalamnya ada gelembung udara atau kotoran, tekanan tidak tersalurkan sempurna. Akibatnya, tuas rem terasa keras tapi pengeremannya tidak maksimal.

Masalah ini sering muncul setelah penggantian kampas atau piringan jika proses bleeding (pengeluaran udara dari sistem rem) tidak dilakukan dengan benar. Cara mengatasinya cukup mudah: lakukan bleeding ulang sampai tak ada gelembung udara yang keluar, dan pastikan minyak rem diganti baru sesuai spesifikasi DOT yang direkomendasikan pabrikan.

2. Piston kaliper macet atau karet seal mengeras

Ilustrasi kampas rem motor (wahanahonda.com)

Setelah kampas baru dipasang, piston kaliper harus kembali bergerak bebas untuk menekan kampas ke piringan. Namun, kotoran, karat, atau minyak rem yang sudah tua bisa membuat piston sulit bergerak. Saat kamu menekan tuas, tekanan hidrolik harus lebih besar untuk menggerakkan piston, sehingga terasa keras.

Selain itu, karet seal piston yang mengeras karena usia juga bisa menahan gerakan piston. Solusinya adalah membersihkan kaliper secara menyeluruh dan mengganti seal jika perlu. Gunakan cairan pembersih khusus rem (brake cleaner) agar tidak merusak karet.

3. Master rem atau tuas tidak bekerja optimal

Ilustrasi rem motor (wahanahonda.com)

Masalah juga bisa muncul dari master rem itu sendiri. Komponen kecil seperti piston master, pegas, atau seal bisa aus atau tidak kembali ke posisi semula setelah ditekan. Ini menyebabkan tekanan berlebih di sistem dan membuat tuas terasa berat. Kadang, pemasangan tuas rem yang terlalu rapat dengan handle gas atau spion juga bisa menahan tuas dan membuatnya terasa keras.

Cek jarak bebas tuas (free play) sesuai rekomendasi buku manual motor, biasanya sekitar 2–5 mm. Bila piston master sudah aus, gantilah satu set kit master rem agar tekanan kembali normal. Dalam banyak kasus, rem yang terasa keras bukan karena kampas atau piringan baru tidak cocok, melainkan karena sistem rem secara keseluruhan tidak bekerja seimbang. Setiap bagian saling terhubung, jadi penting untuk memeriksa semuanya saat melakukan perawatan.

So, jangan buru-buru menyalahkan kampas atau piringan baru jika rem terasa keras. Pastikan proses bleeding benar, periksa piston kaliper, dan evaluasi kondisi master rem. Dengan perawatan menyeluruh, rem motor kamu akan kembali empuk, responsif, dan aman digunakan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team