Saat mesin bekerja, suhu komponen logam naik dan semua bagian memuai. Pemuaian inilah yang membuat celah antar komponen berubah. Jika celah tidak tepat, gesekan meningkat dan timbullah suara kasar. Nah, berikut penyebab paling umum yang perlu kamu perhatikan:
Per klep berfungsi mengembalikan katup ke posisi semula. Ketika per sudah lemah, panas mesin membuat pegas kehilangan elastisitas. Akibatnya, katup tidak menutup rapat dan menimbulkan bunyi “klotok” yang jelas terdengar.
Katup dan rocker arm memerlukan celah yang presisi. Celah terlalu sempit bisa menyebabkan benturan saat logam memuai. Nah, jika celah terlalu longgar bisa menimbulkan suara ketukan. Keduanya akan terdengar makin jelas ketika mesin panas.
Oli berfungsi sebagai pelumas utama. Oli yang sudah lama, terlalu encer, atau kotor tidak mampu menjaga pelumasan pada suhu tinggi. Saat lapisan pelumas menipis, gesekan antar logam meningkat dan suara kasar pun muncul.
Bearing memegang peranan penting untuk mengurangi gesekan. Ketika bearing aus, celahnya bisa melebar. Begitu mesin panas, logam memuai dan gesekan pada bearing menimbulkan suara gesek atau dengung yang mengganggu.
Getaran terus-menerus membuat baut atau komponen lain mengendur. Ketika mesin panas, getaran meningkat dan bagian longgar tersebut beradu sehingga menambah kebisingan.
Pada motor matic, roller, v-belt, atau grease di dalam CVT bisa aus atau kering. Saat suhu naik, gesekan antar komponen yang tidak terlumasi baik menimbulkan bunyi khas “geretak” atau “gesek” yang membuat mesin terdengar lebih berisik.
Kalau sering mengangkut beban berlebihan atau memacu gas tiba-tiba, mesin bekerja ekstra keras. Panas yang timbul lebih tinggi, logam memuai makin besar, dan celah antar komponen pun terganggu sehingga suara mesin jadi kasar.
Semua penyebab di atas saling berkaitan, lho. Mulai dari perawatan oli hingga gaya berkendara, semuanya bisa memicu atau memperparah bunyi kasar saat mesin mencapai suhu kerja tinggi.