Teknik Mengerem Late Braking, Apakah Aman untuk Harian?

Intinya sih...
Teknik late braking adalah pengereman terlambat di mana pengendara menunda waktu pengereman hingga jarak sangat dekat ke tikungan.
Late braking tidak cocok untuk jalan umum karena risiko kehilangan kontrol yang tinggi dan reaksi kendaraan harian yang tidak secepat motor balap.
Untuk penggunaan sehari-hari, teknik pengereman ideal adalah progressive braking, yaitu mengerem secara halus dari jarak yang cukup jauh.
Dalam dunia balap motor, istilah late braking atau pengereman terlambat menjadi teknik favorit para pembalap untuk menyalip lawan dan mempertahankan kecepatan tinggi hingga detik terakhir sebelum masuk tikungan. Teknik ini melibatkan pengereman yang dilakukan sedekat mungkin dengan titik belok, sehingga motor mempertahankan kecepatan lebih lama dibanding pengendara lain yang sudah lebih dulu mengerem.
Namun, bagaimana jika teknik ini digunakan dalam berkendara harian di jalan umum? Banyak pengendara motor sport dan skutik yang penasaran dan bahkan mencoba menerapkan gaya berkendara seperti di sirkuit. Padahal, jalan raya punya karakteristik dan risiko yang sangat berbeda dengan trek balap. Jadi, apakah late braking cocok dan aman digunakan untuk sehari-hari?
1. Apa itu teknik late braking?
Late braking adalah teknik pengereman di mana pengendara menunda waktu pengereman hingga jarak sangat dekat ke tikungan. Tujuannya adalah untuk mempertahankan kecepatan setinggi mungkin sebelum melakukan deselerasi mendadak. Di dunia balap, teknik ini membutuhkan ketepatan waktu, posisi tubuh, dan respons motor yang sangat presisi.
Pembalap profesional menggunakan late braking dengan dukungan rem cakram berkualitas tinggi, suspensi yang disetel khusus, dan ban racing yang mampu mencengkeram aspal secara maksimal. Mereka juga berada di trek tertutup tanpa kendaraan lain, pejalan kaki, atau kondisi jalan yang tak terduga.
2. Tidak cocok untuk jalan umum
Di jalan raya, kondisi sangat berbeda. Permukaan jalan bisa bergelombang, licin karena pasir atau oli, dan terdapat banyak faktor tak terduga seperti kendaraan lain yang berhenti mendadak atau pejalan kaki yang menyeberang. Jika menggunakan late braking di jalan umum, risiko kehilangan kontrol sangat tinggi, apalagi jika motor tidak dilengkapi sistem pengereman canggih seperti ABS atau rem cakram ganda.
Selain itu, reaksi kendaraan harian seperti motor matik atau sport entry-level tidak secepat motor balap. Jika pengereman dilakukan terlalu dekat dengan tikungan, bisa saja ban kehilangan traksi atau motor tidak sempat mengurangi kecepatan dengan cukup, sehingga berpotensi tergelincir keluar jalur atau menabrak.
3. Teknik yang lebih aman untuk harian
Untuk penggunaan sehari-hari, teknik pengereman ideal adalah progressive braking—yaitu mulai mengerem secara halus dari jarak yang cukup jauh, lalu menambah tekanan secara bertahap hingga kecepatan cukup aman sebelum belok. Ini memberi motor waktu dan ruang untuk menyesuaikan kestabilan dan menghindari risiko rem terkunci atau kehilangan traksi.
Jika ingin tetap mengasah kemampuan teknik pengereman seperti late braking, sebaiknya dilakukan di area tertutup seperti sirkuit atau tempat latihan yang aman. Selain itu, pastikan motor dalam kondisi prima, dan kenakan perlengkapan keselamatan lengkap.
Jadi, late braking bukan teknik yang aman untuk harian. Meskipun terlihat keren dan agresif, teknik ini punya risiko tinggi jika diterapkan di jalan umum. Berkendara harian membutuhkan pendekatan yang lebih antisipatif dan aman, bukan sekadar cepat. Utamakan keselamatan, bukan gaya.