Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi membersihkan jok motor dengan disinfektan (freepik.com/freepik)
ilustrasi membersihkan jok motor dengan disinfektan (freepik.com/freepik)

Intinya sih...

  • Gel lebih baik dalam mendistribusikan tekanan pada area tulang duduk, mengurangi kebas dan memberi sensasi tertopang, tapi tergantung pada ketebalan dan penempatan.

  • Latex lebih stabil dan elastis, menjaga posisi duduk konsisten, serta membantu pelepasan panas dan menjaga bentuk jok yang konsisten.

  • Gel cocok untuk perjalanan jauh dengan banyak tekanan, sementara latex lebih pas untuk pemakaian harian dalam kota yang stabil.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Kalau kamu sering pegal di pinggul, cepat capek saat riding jauh, atau merasa duduk jadi tidak enak ketika macet, bahan jok memang bisa sangat memengaruhi kenyamanan. Dua opsi yang paling sering dipilih untuk upgrade jok adalah latex dan gel, karena keduanya sama-sama menjanjikan sensasi duduk yang lebih “ramah” dibanding jok standar.

Namun, lebih nyaman itu tidak selalu berarti lebih empuk. Ada yang cocok dengan jok yang terasa stabil dan adem, ada juga yang butuh bantalan yang fokus mengurangi tekanan di titik tertentu. Karena itu, pemilihannya sebaiknya disesuaikan dengan pola perjalanan dan preferensi rasa duduk.

1. Kenyamanan harian dan distribusi tekanan

ilustrasi naik motor (pexels.com/Khoa Võ)

Gel umumnya unggul dalam menyebarkan tekanan pada area tulang duduk. Efeknya, banyak orang merasa kebas berkurang ketika duduk dalam durasi lama karena beban tidak menumpuk di satu titik. Pada beberapa kasus, gel juga memberi sensasi “membungkus” sehingga pantat terasa lebih tertopang. Meski begitu, kenyamanan gel sangat tergantung pada ketebalan dan penempatannya. Jika gel terlalu tipis atau posisi insert tidak tepat, gel bisa terasa cepat “habis” saat dibebani sehingga tetap menimbulkan rasa tidak nyaman seperti menyentuh dasar jok.

Latex biasanya terasa lebih elastis dan stabil. Ia menahan tubuh sambil memberi respons balik yang cepat, sehingga jok tidak mudah terasa “cekung” di titik tertentu. Untuk pemakaian sehari-hari, karakter latex sering disukai karena membuat posisi duduk terasa lebih konsisten, terutama saat sering naik turun motor, berhenti, lalu jalan lagi. Namun bagi sebagian orang yang menginginkan sensasi empuk sejak awal, latex bisa terasa tidak sehalus gel di menit-menit pertama.

2. Panas, ventilasi, dan ketahanan

ilustrasi perempuan naik motor (pexels.com/Pexels Olivier Darny)

Pada kondisi panas dan macet, gel cenderung menyimpan suhu lebih lama. Banyak pengguna merasakan jok gel lebih cepat terasa hangat dibanding bahan foam biasa, terutama jika cover jok kurang mendukung sirkulasi. Ini bukan berarti gel selalu panas, tetapi secara karakter material, ia memang tidak sebaik latex dalam urusan pelepasan panas. Karena itu, pemilihan cover jok yang lebih breathable sering menjadi kunci jika kamu tetap ingin memakai gel.

Latex pada umumnya lebih membantu menjaga rasa duduk tetap sejuk karena struktur foam dapat memberi ruang sirkulasi, apalagi jika desainnya berpori atau berlubang. Dari sisi ketahanan bentuk, latex juga dikenal lebih konsisten mempertahankan profilnya, sehingga tidak cepat berubah menjadi cekung di area duduk. Gel bisa awet juga, tetapi kualitasnya sangat bervariasi. Pada gel yang kurang bagus atau pemasangan yang kurang rapi, ada risiko gel bergeser sehingga kenyamanan berubah dari waktu ke waktu.

3. Cocok untuk siapa dan rekomendasi praktis

ilustrasi orang naik motor (freepik.com/bublikhaus)

Jika kebutuhan utamamu adalah perjalanan jauh berjam-jam dan kamu sering mengalami kebas di titik duduk, gel biasanya memberi peningkatan kenyamanan yang paling terasa karena fokusnya memang pada pengurangan tekanan. Jika kamu lebih sering memakai motor untuk rute harian dalam kota yang banyak berhenti dan jalan, latex sering terasa lebih pas karena stabil, lebih adem, dan cenderung tahan bentuk untuk pemakaian rutin.

Untuk pengguna dengan bobot tubuh lebih besar atau yang sering membawa pembonceng, latex dengan kepadatan yang tepat dapat memberi fondasi yang kuat agar jok tidak cepat terasa mentok. Pada kondisi seperti ini, gel masih bisa dipakai, tetapi biasanya lebih efektif bila hanya ditempatkan di area tulang duduk, bukan menjadi lapisan dominan di seluruh jok. Untuk motor dengan suspensi cenderung keras atau getaran terasa kuat, gel dapat membantu meredam sensasi tekanan, tetapi lagi-lagi hasil terbaik biasanya muncul jika fondasi foam di bawahnya cukup tebal dan suportif.

Pada akhirnya, pilihan paling aman untuk banyak orang adalah pendekatan kombinasi, yaitu menggunakan foam sebagai fondasi, lalu menambahkan gel hanya pada area duduk yang paling sering menerima beban. Dengan cara ini, kamu bisa mendapatkan sebaran tekanan yang baik tanpa mengorbankan kestabilan dan rasa sejuk. Kesimpulannya, latex sering unggul untuk kenyamanan harian yang stabil dan adem, sementara gel sering unggul untuk mengurangi kebas saat perjalanan panjang.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team