Saat mesin motor mulai brebet, banyak orang spontan menunjuk kualitas bahan bakar sebagai penyebab utama. BBM langsung dianggap biang kerok setiap kali mesin tersendat atau terasa tidak bertenaga. Begitu setelah isi bensin di tempat berbeda lalu muncul gejala brebet, kesimpulan cepat pun dibuat: “Pasti karena bensinnya jelek.” Pola pikir ini begitu umum, seakan seluruh masalah mesin selalu berakar pada kualitas BBM semata.
Padahal, dunia kerja mesin jauh lebih rumit daripada sekadar soal bahan bakar. Gejala brebet bisa lahir dari banyak faktor lain yang sama pentingnya. Mulai dari sistem pengapian, suplai udara, kompresi, hingga kondisi injektor atau karburator. Kualitas BBM memang berpengaruh, tetapi bukan satu-satunya tersangka. Mengabaikan faktor lain justru membuat diagnosis salah arah dan bisa memperburuk kondisi mesin dalam jangka panjang.