Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi motor listrik
ilustrasi motor listrik (unsplash.com/Ather Energy)

Intinya sih...

  • Pasar motor listrik bekas masih terbatas

  • Faktor baterai jadi pertimbangan utama

  • Kurangnya edukasi dan informasi

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Motor listrik semakin banyak dibicarakan seiring dengan tren kendaraan ramah lingkungan di Indonesia. Namun, di balik keunggulannya yang hemat energi dan minim polusi, ada satu pertanyaan yang sering muncul: apakah motor listrik susah dijual kembali? Banyak orang yang ragu untuk beralih karena khawatir harga jual bekasnya jatuh.

Kondisi ini wajar, mengingat pasar motor listrik di Indonesia masih relatif baru. Belum banyak orang yang benar-benar paham tentang kualitas, daya tahan, dan nilai jual motor listrik. Yuk, simak ulasan lebih dalam soal isu ini supaya kamu punya gambaran yang lebih jelas!

1. Pasar motor listrik bekas masih terbatas

ilustrasi motor listrik (unsplash.com/Amjith S)

Saat ini, pasar motor listrik bekas memang belum sebesar motor bensin. Hal ini karena jumlah pengguna motor listrik masih sedikit sehingga permintaan di pasar secondhand juga terbatas. Orang lebih cenderung mencari motor baru karena ingin garansi dan baterai yang masih segar.

Akibatnya, motor listrik bekas seringkali sulit menemukan pembeli yang benar-benar yakin. Di sisi lain, keterbatasan dealer atau showroom khusus motor listrik bekas juga membuat pasarnya tidak seluas motor konvensional. Jadi wajar kalau banyak yang menganggap motor listrik agak susah dijual kembali.

2. Faktor baterai jadi pertimbangan utama

ilustrasi mengisi baterai motor listrik (unsplash.com/Ather Energy)

Salah satu alasan terbesar motor listrik susah dijual kembali adalah soal baterai. Baterai motor listrik memiliki usia pakai terbatas, biasanya antara 5 sampai 8 tahun tergantung perawatan. Pembeli motor bekas sering khawatir baterai sudah drop dan biayanya mahal untuk ganti baru.

Harga baterai yang bisa mencapai setengah dari harga motor membuat banyak orang berpikir dua kali. Hal ini berbeda dengan motor bensin, di mana onderdil mesin lebih mudah diganti dengan biaya lebih terjangkau. Jadi, wajar kalau kondisi baterai jadi penentu utama dalam harga jual kembali.

3. Kurangnya edukasi dan informasi

ilustrasi motor listrik (wahanahonda.com)

Banyak calon pembeli motor listrik bekas yang sebenarnya tertarik, tapi mereka belum punya cukup informasi. Masih banyak orang yang bingung soal daya tahan motor listrik, cara perawatan, dan biaya penggantian komponen. Ketidakpastian ini membuat orang lebih memilih motor bensin yang sudah terbukti di pasaran.

Selain itu, iklan atau promosi motor listrik bekas masih minim dibanding motor konvensional. Tanpa edukasi yang jelas, pasar motor listrik bekas sulit berkembang. Akhirnya, hal ini memperkuat stigma bahwa motor listrik sulit dijual kembali.

4. Peran insentif dan dukungan pemerintah

ilustrasi motor listrik (unsplash.com/Ather Energy)

Sebenarnya, salah satu cara agar motor listrik bekas lebih mudah dijual kembali adalah lewat dukungan pemerintah. Program insentif pembelian motor listrik baru sudah ada, tapi pasar motor bekas belum banyak tersentuh. Kalau pemerintah memberikan skema subsidi atau garansi baterai, maka calon pembeli bekas akan lebih percaya diri.

Selain itu, regulasi yang mendukung ekosistem jual-beli motor listrik bisa memperluas pasarnya. Contohnya, adanya standar harga baterai atau jaminan ketersediaan servis resmi. Dengan begitu, kekhawatiran konsumen bisa berkurang.

5. Prospek ke depan berpotensi lebih cerah

ilustrasi motor listrik (unsplash.com/Ather Energy)

Meskipun saat ini motor listrik masih sulit dijual kembali, bukan berarti masa depannya suram. Seiring bertambahnya pengguna dan semakin meluasnya infrastruktur, pasar motor listrik bekas juga akan berkembang. Teknologi baterai yang makin canggih dan lebih tahan lama juga akan membuat motor listrik lebih menarik di pasar secondhand.

Di sisi lain, semakin banyak orang yang peduli dengan lingkungan, sehingga mereka akan mulai mempertimbangkan motor listrik meski bekas. Jadi, pasar yang sekarang masih kecil bisa tumbuh besar dalam beberapa tahun ke depan. Dengan perkembangan ini, kemungkinan besar motor listrik bekas akan lebih mudah terjual di masa depan.

Jadi, memang benar kalau saat ini motor listrik susah dijual kembali dibandingkan dengan motor bensin. Namun, kondisi ini lebih karena pasar yang masih baru, keterbatasan informasi, dan faktor baterai. Ke depan, seiring perkembangan teknologi dan dukungan pemerintah, tantangan ini mungkin bisa teratasi.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team