Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi motor sport (pexels.com/ClickerHappy)
ilustrasi motor sport (pexels.com/ClickerHappy)

Intinya sih...

  • Motor yang dipanaskan sebelum digunakan membuat akselerasi lebih enteng dan bertenaga

  • Memanaskan motor memungkinkan oli mengalir sempurna ke seluruh celah mesin, meningkatkan respons gas dan akselerasi

  • Pemanasan singkat sudah cukup untuk motor injeksi modern, menjaga performa optimal dan efisiensi bahan bakar

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Memanaskan motor sebelum digunakan adalah kebiasaan yang masih banyak dilakukan oleh pengendara di Indonesia. Sebagian orang merasa motor jadi lebih enteng, lebih bertenaga, dan tidak tersendat ketika mulai berakselerasi. Kebiasaan ini sudah berlangsung sejak era karburator, bahkan kini tetap dilakukan pada motor injeksi modern.

Namun, muncul pertanyaan penting: apakah benar memanaskan motor bisa membuat akselerasi lebih enteng? Atau jangan-jangan ini hanya mitos yang sudah turun-temurun? Untuk memahami jawabannya, kita perlu melihat bagaimana mesin bekerja, terutama saat kondisi dingin dan setelah mencapai suhu ideal.

1. Kenapa mesin butuh suhu kerja ideal

ilustrasi mesin motor mati (freepik.com/bublikhaus)

Setiap mesin memiliki working temperature atau suhu kerja ideal agar semua komponen dapat bergerak dengan optimal. Saat mesin masih dingin, oli belum mengalir sempurna ke seluruh celah mesin, sehingga gesekan lebih tinggi. Inilah yang membuat motor terasa berat saat awal jalan jika langsung dipakai tanpa pemanasan. Ketika motor dipanaskan beberapa saat, oli menjadi lebih encer dan cepat mencapai seluruh bagian mesin. Mesin pun bekerja lebih ringan, sehingga akselerasi terasa lebih enteng.

Selain itu, pada motor injeksi, ECU (Engine Control Unit) secara otomatis menambah suplai bensin ketika mesin dingin. Campuran bahan bakar yang lebih kaya membuat tarikan awal terasa kurang responsif. Begitu suhu mesin naik, ECU menyesuaikan ulang komposisinya sehingga performa menjadi lebih stabil dan tenaga bisa keluar optimal.

2. Efek pemanasan pada respons gas dan akselerasi

Ilustrasi memanaskan mesin motor (pexels.com/Pragyan Bezbaruah)

Ketika mesin sudah mencapai suhu kerja, pembakaran di ruang bakar berlangsung lebih sempurna. Busi memercikkan api lebih stabil, bahan bakar menguap dengan lebih baik, dan kompresi mesin bekerja maksimal. Semua faktor ini berkontribusi langsung pada respons gas yang lebih cepat dan akselerasi yang lebih ringan.

Pada motor-motor baru, pemanasan tidak perlu lama. Cukup 30 detik hingga 1 menit bagi motor injeksi untuk mencapai kondisi siap pakai. Ini karena sistem injeksi sudah mengatur suplai dan timing pembakaran secara otomatis. Jika dipanaskan terlalu lama justru membuang bahan bakar dan membuat mesin berpotensi panas berlebih saat dipakai. Sementara di motor karburator, butuh waktu sedikit lebih lama karena suplai bensin tidak diatur komputer dan harus menunggu suhu ideal agar pembakaran lebih sempurna.

3. Jadi, mitos atau fakta?

ilustrasi mesin motor (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Kesimpulannya, motor yang dipanaskan akselerasinya memang terasa lebih enteng, dan ini adalah fakta—bukan mitos. Mesin yang sudah mencapai suhu kerja ideal akan menghasilkan performa yang lebih stabil dan responsif. Oli yang sudah bersirkulasi sempurna juga mengurangi gesekan sehingga tenaga mesin dapat keluar maksimal.

Namun, penting untuk diingat bahwa memanaskan motor tidak perlu dilakukan lama-lama, terutama pada motor injeksi modern. Pemanasan singkat sudah cukup membuat mesin siap dipakai tanpa mengganggu efisiensi bahan bakar. Dengan memahami cara kerja mesin, kita tidak hanya menjaga performa motor tetap optimal, tetapi juga merawat umur mesin agar lebih panjang.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team