Ketiga, vibration sensor. Sensor ini dapat mengetahui getaran pada suatu benda. Sensor tersebut juga diletakkan dalam patok yang terpasang di samping lintasan. Yusuf mencontohkan, jika kendaraan bermotor menyenggol atau menabrak patok, maka vibration sensor akan aktif dan mengirimkan sinyal ke aplikasi uji praktik SIM.
"Sehingga, penguji dapat mengetahui posisi dan jumlah patok yang tersenggol atau tertabrak," ujarnya.
Terakhir, teknologi ultrasonik yang merupakan pancaran gelombang suara dengan frekuensi tinggi 20 Kilo Hertz. Sensor ini diletakkan pada tahapan tanjakan dan turunan uji praktik SIM A.
Yusuf menuturkan, ketika mobil berhenti pada posisi menanjak atau turunan, sensor ultrasonik akan mengetahui posisi terakhir mobil. Jika terjadi reaksi mundur atau maju sebelum melanjutkan tanjakan atau turunan, sensor ultrasonik akan mengirimkan sinyal ke komputer server di ruang monitoring.
"Dari dalam ruang monitoring, penguji dapat melakukan pemantauan dari layar CCTV dan juga memberikan peringatan, aba-aba atau perintah dengan pengeras suara," katanya.
"Dengan e-Drives, penilaian yang dilakukan oleh sistem menjadi lebih akurat dan transparan serta lebih memberikan kepastian hukum," sambungnya.