Knalpot Royal Enfield Hunter 350 (IDN Times/Fadhliansyah)
Urusan fitur, Royal Enfield Hunter 350 memang masih sederhana. Tentu saja sebagian dilakukan untuk mendukung desain klasik di motor ini, seperti lampu depan dan sein yang masih menggunakan bohlam halogen misalnya. Beberapa fitur modern di motor ini antara lain lampu rem LED, panel instrumen analog dengan MID yang menunjukkan berbagai informasi, dan colokan USB yang posisinya tersembunyi di bawah handle kopling. Sayangnya, Royal Enfield Hunter 350 ini masih belum dibekali fitur tripper seperti di Thailand. Tripper adalah fitur untuk membantu navigasi yang terkoneksi ke smartphone, dengan model navigasi turn-by-turn.
Terakhir, yang akan dibahas ialah performanya. Seperti disebutkan sebelumnya, Royal Enfield Hunter 350 mengusung platform J1 sama seperti Meteor 350 dan New Classic 350. Kapasitasnya 349,2 cc satu-silinder SOHC injeksi dengan pendingin udara, mesin ini bisa memuntahkan tenaga puncak 20,2 dk pada 6.100 rpm dan torsi maksimum 27 Nm pada 4.000 rpm. Meski begitu, penulis merasakan kalau Hunter 350 ini terasa lebih galak di putaran bawah sampai ke tengah dibandingkan New Classic 350. Dari berbagai informasi yang penulis himpun, hal itu lantaran Hunter 350 memang diberikan settingan yang berbeda pada beberapa komponen dari Meteor 350 dan New Classic 350.
Mesin overstrokenya ini juga sudah memakai balancer shaft, makanya getaran motor ini terasa sangat minim. Walaupun, menurut penulis panas yang dikeluarkan dari mesin masih cukup terasa ketika motor digunakan pada siang hari di tengah kemacetan. So, kesimpulan dari penulis Royal Enfield Hunter 350 ini motor yang lincah untuk manuver, desainnya ganteng, dan mesin yang bertenaga. Lengkap pokoknya!